Agostini berkata seperti itu karena ia sudah merasakannya langsung. Ia mengaku kesulitan bersaing dengan pembalap lain ketika sudah berusia. Karena merasa sudah tak kompetitif lagi, Agostini pun langsun memilih untuk pensiun.
Menurut Agostini, dunia balap berbeda dengan dunia tinju. Pada ajang tinju, terkadang para petarung yang sudah tua masih bisa bertarung, tapi itu pun bersaing dengan petinju yang juga sudah berumur.
Bertarung dengan sesama petinju yang sudah tua dirasa Agostini bisa dilakukan di dunia tinju, tapi tidak di ajang balapan MotoGP. Karena itulah, ia merasa sudah waktunya bagi Rossi untuk memikirkan pensiun dari olahraga balap yang sudah membesarkan namanya tersebut.
“Saya hampir tidak percaya pada keajaiban. Seperti banyak atlet lainnya, saya telah mengalami secara langsung bahwa Anda tidak dapat melakukan apa pun waktu kehidupan (usia seseorang),” sambung Agostini.
“Anda dapat berakselerasi sebanyak yang Anda inginkan, tetapi itu akan selalu ada lebih cepat dari Anda. Ini adalah olahraga tingkat tertinggi. Pada usia tertentu, seperti yang telah dicapai Valentino, di dunia tinju masih sering terlihat beraksi, tetapi mereka hanya berkelahi di antara orang-orang tua. Ini disebut pertunjukan, yang di dunia kita, di motorsport, tidak akan berhasil,” tutupnya.
(Rachmat Fahzry)