"Ayah saya merasa bahwa hal itu bertentangan dengan tradisi dan budaya kami untuk seorang gadis berkompetisi dalam olahraga," kenang Lari.
Pada awalnya, Zahra memutuskan hanya bermain skate untuk kesenangan. Namun setelah melihat antusias putrinya di gelanggang es, lambat laun ayahnya mengalah, dan mengizinkan Zahar Lari untuk mengikuti kompetisi.
"Sekarang dia adalah pendukung terbesar saya," katanya.
Pada 2012 di Piala Eropa di Canazei, Italia, Zahra Lari adalah wanita Arab pertama yang bermain skate di depan panel juri internasional profesional yang mengenakan jilbab. Juri mengurangi poin dari skornya karena pelanggaran pakaian.
"Saya benar-benar tidak memiliki perasaan negatif terhadap putusan ini," kata Lari. "Para juri saat itu belum pernah melihat seseorang bersaing dengan itu sehingga mereka benar-benar tidak tahu bagaimana cara menilai saya," tambahnya.
"Kepala pengembangan ISU saat itu, meminta untuk bertemu dengan saya saat saya di Hongaria. Dia ingin melihat hijab itu dan memahami betapa amannya di atas es," kenang Lari.
(Ramdani Bur)