DAGESTAN – Khabib Nurmagomedov pensiun dari dunia pertarungan Mixed Martial Arts (MMA) dengan catatan sempurna. Pasalnya, selama berkarier, Khabib telah melakoni 29 kali pertarungan dan semuanya berhasil ia menangkan.
Rekor 29-0 itulah yang membuat Khabib disebut-sebut sebagai petarung MMA terbaik yang pernah ada dalam sejarah. Meski begitu, patut dicatat bahwa bukan hal mudah bagi Khabib untuk bisa menorehkan rekor fantastis tersebut.
Dalam perjalanan kariernya, Khabib tidak memungkiri bahwa ia telah bertemu banyak lawan-lawan tangguh yang membuatnya harus berjuang keras untuk memenangkan duel. Salah satunya adalah pertarungan melawan Justin Gaethje dalam UFC 254.
Baca juga: Khabib Nurmagomedov Didapuk sebagai World Sport Star of The Year 2020
Itu merupakan pertarungan penuh gengsi yang mempertaruhkan gelar juara dunia kelas ringan UFC milik Khabib. Selain itu, duel tersebut juga menjadi pertarungan terakhir The Eagle sebelum memutuskan untuk pensiun.
Khabib menerangkan bahwa Gaethje adalah petarung yang kuat. Gaethje sempat menyerang Khabib dengan pukulan tangan kanan yang kemudian dilanjutkan hook kiri. Diakui oleh Khabib bahwa serangan tersebut membuatnya harus menahan sakit.
Kendati demikian, Khabib mencoba untuk tetap kuat dan menunjukkan ketangguhannya. Pada akhirnya hal itu justru membuat kepercayaan diri Gaethje berkurang karena merasa serangannya telah gagal. Di saat itulah Khabib langsung menghabisi Gaethje.
“Tidak ada yang terlalu berbahaya, meskipun ada beberapa yang perlu disoroti. Percobaan guillotine dari Dustin Poirier, itu salah satu jurus khasnya, tapi saya tetap mengendalikannya,” beber Khabib, dinukil dari MMA News, Senin (21/12/2020).
“Saya tahu dia pandai dalam hal itu dan mampu mencekik lawannya dengan tangan kanan, tapi saya siap. Kemudian tangan kiri Michael Johnson. Tapi saya tidak akan mengatakan dia mengguncang saya,” lanjutnya.
“Selain itu, ada juga Justin Gaethje memukul saya dengan sangat keras beberapa kali. Dia memukul kaki saya, memukul saya dengan pukulan kanan dan hook kiri yang bagus. Itu adalah saat dia kemudian hancur,” papar The Eagle.
“Dia memasukkan semuanya ke dalam kombinasi ini dan saya berkata, 'Hanya itu yang kamu punya?' Itu adalah momen ketika saya melihat di matanya bahwa dia sudah hancur. Dia kehilangan kepercayaan pada pukulan terbaiknya," pungkas pria berpaspor Rusia tersebut.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)