“Mencoba kembail ke Jerez adalah kesalahan. Saya telah belajar bahwa pembalap memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu pembalap tidak melihat rasa takut, jadi dokter harus membuat kami melihatnya,” lanjutnya.
Meski begitu, Marquez juga tidak menaruh semua kesalahan penuh kepada dirinya saja. Ia juga menunjuk dokter yang seharusnya ikut bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang diambil para pembalap.
“Setelah operasi pertama, pertanyaan pertama dari setiap pembalap adalah kapan bisa kembail naik motor. Dokterlah yang harus tahu bagaimana menghentikan Anda, ia yang harus realistis,” tambahnya.
“Saya pergi ke Jerez dengan ketenangan pikiran. Jika mereka memberi tahu saya pelatnya bisa pecah, saya tidak akan naik motor 300 km per jam,” pungkasnya.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)