Agustus, Bulan Terpenting untuk Indonesia dan Dunia Bulu Tangkis Tanah Air

Rivan Nasri Rachman, Jurnalis
Sabtu 15 Agustus 2020 11:45 WIB
Susy Susanti di ajang Olimpiade 1992. (Foto: AFP)
Share :

Pada ajang Olimpiade Barcelona 1992, Susy memang menjadi andalan Merah Putih untuk meraih medali emas. Sebab peman kelahiran Tasikmalaya itu merupakan satu-satunya wakil Indonesia yang ditempatkan pada unggulan pertama. Sementara itu Alan hanya ditempatkan pada unggulan 5/8.

Tak terbendung, Susy pun berhasil melangkah ke final dan bertemu Bang Soo-hyun asal Korea Selatan yang berlangsung pada 4 Agustus 2018. Sejumlah lawan pun mampu dilewati dengan baik oleh Susy yang begitu perkasa sejak babak-babak awal. Beberapa nama seperti Kohhara Harumi (Jepang), Wong Chun Fan (Hong Kong), dan Huang Hua (China), mampu ia lewati untuk menapaki laga final.

Sementara cerita berbeda dialami Alan. Lima lawan harus dihadapi Alan sebelum akhirnya melangkah ke partai final. Koh Leng Kang Donald (Singapura), Kukasemkij Sompol (Thailand), Antropov Andreij (Rusia), Kim Hak Kyun (Korea Selatan), dan Stuer Lauridsen (Denmark), berhasil dilewati lawan untuk jumpa rekan senegaranya Ardy B. Wiranata di laga pamungkas.

Bertemunya Ardy dan Alan pun sejatinya sudah bisa memastikan bahwa Merah Putih untuk pertama kalinya meraih medali emas di ajang Olimpiade. Tetapi Susy menjadi orang pertama yang secara resmi mempersembahkan medali emas untuk Indonesia di pesta olahraga terbesar di dunia itu.

Menghadapi Bang yang merupakan unggulan keempat, Susy mendapat perlawanan ketat. Set pertama, Susy harus mengakui keunggulan Bang dengan skor 5-11. Akan tetapi, ia menunjukkan semangat tingginya untuk bisa mempersembahkan medali emas pertama pada set kedua dan ketiga. Hingga akhirnya set kedua dan ketiga pun menjadi milik Susy setelah memenangi set kedua dan ketiga dengan skor 11-5 dan 11-3.

Tangisan haru pun memenuhi wajah Susy yang tak kuasa menahan rasa kebanggaannya. Bang yang menempatkan shuttlecock di luar garis permainan, membuat wanita kelahiran 11 Februari 1971 itu mencetak sejarah bagi Indonesia. Bahkan matanya berkaca-kaca ketika bersalaman dengan sang lawan dan wasit.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya