“Saya selalu mengatakan kepadanya bahwa ia harus membantu saya untuk bisa keluar dari momen sulit. Ia memang tidak pernah menjawab, namun pada akhirnya ia menjawab, maka saya takkan merasa terkejut,” sambung pembalap berusia 41 tahun itu.
“Saat berjongkok di sebelah motor, itulah momen terakhir saya, ketika saya harus memotong semua jarak apapun dengan semua hal selain balapan. Bahkan jarak dengan semua orang yang ada di grid saya. Setelahnya, saya hanya boleh memikirkan balapan,” tutupnya.
(Ramdani Bur)