“Saya baru saja memukulnya tepat di rongga mata dan kami mulai bertarung di atas oktagon. Saya berpikiran membela diri, saya telah melalui tumbuh dewasa. Saya tahu di mana pintu masuk dan keluar saya. Saya sangat sadar dengan lingkungan saya,” lanjutnya.
“Ketika perkelahian pecah dan saya tahu ada banyak orang masuk dan keluar. Ada banyak orang jahat dan saya tidak tahu siapa, siapa yang bersamanya, siapa yang aman. Jadi saya menyandarkan diri ke dinding sangkar, tempat yang saya pikir baik. Tapi yang terjadi adalah dua rekan satu timnya berlari dan melompati tepat di belakang saya,” tuntas petarung asal Irlandia itu.
(Fetra Hariandja)