SELANGOR – Pembalap Yamaha SRT, Fabio Quartararo, tampil gemilang di MotoGP 2019 kemarin. Padahal, 2019 sendiri merupakan musim debutnya di kelas utama setelah dua seri sebelumnya membalap di kelas Moto2.
Namun siapa disangka, di balik penampilan apik Quartararo musim lalu ada usaha besar yang ia lakukan untuk bisa kembali kompetitif setelah gagal di balapan perdananya. Kala itu, Quartararo yang hanya mampu finis ke-16 di Sirkuit Losail Qatar, bahkan sampai harus meminta bantuan Psikolog untuk mengembalikan mentalnya di lintasan.
Langkah tersebut ternyata tepat dilakukan. Sebab, perlahan Quartararo mulai menunjukkan performa impresif. Memasuki seri ke-7, Quartararo membuktikannya dengan menyabet podium kedua di Sirkuit Catalunya. Setelahnya, ia kemudian menjelma menjadi salah satu lawan berat Marc Marquez (Repsol Honda) pada beberapa balapan hingga akhir musim.
Baca juga: Fabio Quartararo Ingin Jadikan MotoGP 2020 sebagai Ajang Pembuktian Diri
“Tanpa adrenalin aku akan mati, itulah bahan bakarku. Tapi ketika ada terlalu banyak adrenalin, Anda justru berisiko merusak segalanya. Dari kebahagiaan aku bisa langsung sangat sedih,” ujar Quartararo, melansir dari laman Tuttomotoriweb, Minggu (15/3/2020).
“Pada balapan pertama setahun lalu aku kan punya kesempatan untuk mencetak angka, dan pada akhirnya aku gagal. Itu sangat berat untukku. Bagiku itu adalah situasi yang buruk," lanjut pebalap berusia 20 tahun itu.
"Saat itu aku harus mengubah energi negatif menjadi positif dan aku mesti meminta bantuan psikolog. Aku begitu terpukul, tapi aku mampu bangkit hampir secepat yang saya bisa,” tandasnya.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)