PARIS – Pemerintah Rusia gusar dengan keputusan Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Presiden Vladimir Putin menuding WADA bertindak bias secara politik terhadap atlet-atlet asal Rusia. Ia lantas memastikan bahwa Rusia akan mengajukan banding terhadap larangan yang dikeluarkan WADA.
Sebagai informasi, WADA menjatuhkan larangan bertanding untuk Rusia selama empat tahun di semua ajang internasional, termasuk sepakbola. Itu berarti, atlet-atlet asal Negeri Beruang Merah dipastikan absen pada gelara Olimpiade 2020 di Tokyo, Olimpiade Musim Dingin 2022, hingga Piala Dunia 2022.
Baca juga: Terkena Kasus Doping, Rusia Dilarang Tampil di Piala Dunia 2022 dan Olimpiade
Presiden Vladimir Putin mengatakan, hukuman yang dijatuhkan itu sangat bias secara politik. Ia yakin, hukuman tersebut seharusnya berlaku secara individu terhadap atlet yang terbukti melakukan doping, bukan satu negara.
“Hal yang penting, dan semua orang di sini sepakat, segala bentuk hukuman harus kepada individu yang melakukan kesalahan. Kami tidak bisa menerima sebuah hukuman kolektif. Kita tidak bisa menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang sama sekali tidak bersalah,” tutur Vladimir Putin dalam sebuah pertemuan di Paris, Prancis, dikutip dari Russia Today, Rabu (11/12/2019).
“Kami memiliki banyak alasan untuk mengajukan banding kepada Arbitrase Olahraga (CAS). Bias politik tidak seharusnya terjadi di dunia olahraga, termasuk olimpiade,” sambung lelaki berusia 67 tahun itu.
Sekadar informasi, WADA menuding Rusia sengaja memanipulasi hasil tes anti-doping yang dilakukan di sebuah laboratorium di Moskow. Selain tidak boleh berkompetisi, Rusia juga tidak diperkenankan menjadi tuan rumah ajang olahraga besar apa pun dalam periode empat tahun ke depan.
(Fetra Hariandja)