“Tikungan itu adalah salah satu favorit saya dari semua kalender sejak pertama kali saya berkendara di trek ini pada 2008 dalam kejuaraan Eropa (Superstock 600). Sudut itu benar-benar salah satu favorit saya di dunia,” ujar Petrucci, seperti yang dikutip dari Motorsport, Sabtu (29/6/2019).
“(Kecelakaan) yang sangat berat. Kami punya masalah, dua atau tiga putaran sebelumnya dengan beberapa bagian motor jadi saya kembali ke pit. Saya kembali (ke lintasan), mungkin saya sedikit terlalu cepat saat itu. Sisi kiri ban mungkin tidak begitu siap dan dengan pengaturan rem mesin yang sedikit agresif, bersama-sama membuat kecelakaan itu terjadi,” tambah Petrux.
"Benar-benar aneh karena saya sudah melepas persneling, pada persneling keempat, saya jatuh dalam kecepatan 220 (km per jam) dan merupakan salah satu tabrakan membuat Anda punya waktu untuk mengatakan, 'Ya, ini akan menyakitkan,’ karena saya mendarat di tanah (gravel). Lalu, untungnya semua (baik-baik saja), hanya beberapa memar di tubuh tetapi bisa lebih buruk pasti,” pungkasnya.
(Andika Pratama)