Johann Zarco Enggan Mengeluhkan Tampil dengan Motor Bekas

BORMES LES MIMOSAS – Pembalap Tim Yamaha Tech 3, Johann Zarco, sukses mencuri perhatian banyak pihak sepanjang gelaran MotoGP 2017. Sebagai pendatang baru, apa yang ditampilkan Zarco di atas lintasan kerap mendapat pujian dari pencinta MotoGP.

Meski berada di tim satelit Yamaha dan menggunakan motor bekas, motor balap utama Yamaha di musim sebelumnya, namun terbukti Zarco tetap mampu menunjukkan tajinya. Pembalap berkebangsaan Prancis itu pun cukup sering mengakhiri balapan di posisi lima besar.

(Baca juga: Impikan Raih Podium di MotoGP Jepang, Zarco: Motor Yamaha Bisa Bantu Wujudkan Keinginan Saya)

Pada musim balap MotoGP 2018, Zarco pun akan kembali menggunakan motor bekas. Menanggapi hal tersebut, pembalap 27 tahun itu mengaku tak kecewa. Menurutnya, sudah merupakan hal yang biasa bagi pembalap tim satelit untuk tidak menggunakan motor terbaru pabrik.

Zarco pun enggan mengeluhkan atau mempermasalahkan kondisi tersebut. Rekan satu tim Jonas Folger itu justru senang-senang saja, meski tampil tidak dengan motor terbaru. Pasalnya, dengan motor bekas pun Zarco sudah merasa cukup kompetitif dan mampu bersaing memperebutkan podium

“Sudah biasa, kami (pembalap tim satelit) selalu menggunakan motor dari tahun sebelumnya dari tim resmi, saya harus banyak belajar dari kategori MotoGP, sungguh fantastis dan saya sangat menikmati Yamaha. Dengan apa yang saya miliki, saya bisa berada di podium,” jelas Zarco, menyadur dari Marca, Rabu (20/12/2017).

Sementara itu, kondisi berbeda justru akan dihadapi oleh pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales. Sebagai dua pembalap utama, prestasi yang ditorehkan Rossi dan Vinales tentunya diharapkan bisa lebih baik dari apa yang didapat Zarco.

Secara tidak langsung, tekanan pun dimiliki oleh duo Movistar Yamaha tersebut. Apalagi, di musim ini Zarco cukup mencuri banyak perhatian. Bila melihat dua balapan terakhir musim ini, performa Zarco memang lebih baik dari Rossi dan Vinales, yakni dengan finis di posisi yang lebih baik.

(Fetra Hariandja)