JAKARTA – Pelatih tunggal putri Indonesia, Herli Djaenudin, angkat bicara soal medali perunggu Gregoria Mariska Tunjung yang disebut hasil giveaway di Olimpiade Paris 2024. Dia dengan tegas menyatakan bahwa Gregoria sangat layak mendapat medali perunggu itu karena perjuangannya yang sampai jatuh bangun saat beraksi di laga demi laga Olimpiade Paris 2024.
Herli selaku pelatih yang mendampingi Gregoria selama di Olimpiade Paris 2024 tahu betul perjuangan pemain berusia 25 tahun tersebut yang sudah habis-habisan. Dia pun memastikan Gregoria layak mendapat medali perunggu itu.
"Kalau lihat perjuangan dia, dia sampai jatuh bangun, sampai berdarah-darah lututnya, di semifinal juga (An Se Young) enggak gampang ngalahin Grego, bahkan dia bisa berjuang sampai gim ketiga," ucap Herli Djaenudin saat dihubungi MNC Portal Indonesia via telepon, Senin 12 Agustus 2024.
"Saya yang mendampingi langsung tahu bagaimana progresnya, tahu bagaimana dia berjuang. Karena semua itu, menurut saya dia layak mendapatkan medali. Karena dia main juga sudah luar biasa, sudah habis-habisan," tambahnya.
"Ya tolong diapresiasi juga, kasihan anaknya, dia sudah habis-habisan," sambung Herli.
Meski begitu, Herli meyakini Gregoria enggan memikirkan masalah tersebut dan lebih fokus memikirkan masa depan. Terlebih dalam waktu dekat, ia akan menjalani turnamen Japan Open 2024 pada 20-25 Agustus 2024.
"Tapi, saya pikir Grego tidak akan terganggu sejauh itu. Karena dia saat ini lebih fokus ke Jepang Open untuk persiapan ke sana," ujar Herli.
Ya, pada ajang Olimpiade Paris 2024, Gregoria Mariska sukses membuat sejarah dengan membawa pulang medali perunggu ke Tanah Air. Ini merupakan penantian selama 16 tahun untuk sektor tunggal putri Indonesia.
Tunggal putri terakhir Indonesia yang bisa merebut medali perunggu Olimpiade adalah Maria Kristin Yulianti. Dia meraihnya di Olimpiade Beijing 2008.
Sayangnya, pencapaian Gregoria itu sempat diremehkan. Ada menyebut medali perunggu yang diraih pemain asal Wonogiri itu didapat secara giveaway. Hal itu pun membuat banyak pihak merasa geram, termasuk para warganet Indonesia.
Gregoria sendiri mendapat medali perunggu usai tersingkir di semifinal Olimpiade Paris 2024 melawan An Se Young asal Korea Selatan. Ia menyerah dalam tiga gim dengan skor 21-11, 13-21, dan 16-21.
Setelah tersingkir, Gregoria langsung memastikan medali perunggu karena semifinalis lainnya, yakni Carolina Marin asal Spanyol, mengalami cedera di semifinal saat melawan He Bing Jiao asal China. Dengan cedera tersebut, Marin pun harus mundur dan perebutan medali perunggu ditiadakan.
(Djanti Virantika)