SEBELUM Olimpiade Paris 2024 dimulai, Ketua Kontingen Indonesia (CdM) Anindya Bakrie menargetkan atlet-atlet Tanah Air Indonesia mendapatkan 2 medali emas, mengulangi sukses di Olimpiade Barcelona 1992.
“Paling tinggi itu tahun 1992 yaitu saat Badminton meraih dua emas, berarti Alan (Budikusuma) sama Susy (Susanti). Sejak itu badminton selalu ngasih emas selain 2012,” kata Anindya Bakrie dalam pertemuan bersama tim iNews Media Group, Rabu 17 Juli 2024.
(Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah berhasil memenangkan medali emas Olimpiade Paris 2024. (Foto: Okezone)
“Tentu kita berharap, panjat tebing juga mendapat medali, angkat besi kita juga berharap. Bisa ditebak kira-kira kita berharap apa? Ya harapan kita paling sedikit mendapat emas, syukur-syukur sama dengan di Barcelona, kalau bisa lebih,” lanjutnya.
Harapan CdM Indonesia di Olimpiade Paris 2024 seperti akan pupus. Sebab, di 12 hari awal penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024, Indonesia baru mendapatkan satu medali perunggu, melalui cabang olahraga bulutangkis nomor tunggal putri yang dipersembahkan Gregoria Mariska.
(Gregoria Mariska sabet medali perunggu di Olimpiade Paris 2024. (Foto: Okezone)
Bulutangkis yang diharapkan menyumbangkan dua medali emas dari nomor tunggal dan ganda putra, gagal memenuhi ekspektasi. Jonatan Christie dan Anthony Ginting yang sempat bertemu di final All England 2024, rontok di fase grup.
Sementara itu, Fajar Alfian/Rian Ardianto yang notabene kampiun All England dua tahun terakhir, kandas perjalanannya di perempatfinal. Meski Gregoria Mariska mempersembahkan medali perunggu, tetap saja cabang olahraga bulutangkis dalam hal ini PBSI menjadi sorotan pencinta olahraga Tanah Air.
Menpora Sempat Sampaikan Permintaan Maaf
Baru mendapatkan satu medali perunggu di 12 hari awal Olimpiade Paris 2024 mencoreng harga diri bangsa Indonesia. Menpora Dito Ariotedjo bahkan langsung pasang badan dan siap bertanggung jawab atas kurang moncernya pencapaian kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
(Menpora Dito Ariotedjo sempat pasang badan. (Foto: Andika Rachmansyah/MPI)
“Sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga saya mengambil TANGGUNG JAWAB PENUH dan memohon maaf kepada masyarakat indonesia karena perolehan sementara yang didapat di Olimpiade tidak sesuai harapan dan ekspektasi,” kata Dito di stories Instagram-nya, @ditoariotedjo, Kamis 8 Agustus 2024.
“Kami dapat memastikan persiapan para atlet sudah didukung semaksimal mungkin sampai mereka bisa menjadi Olympian, panggung tertinggi seorang Olahragawan di Dunia,” lanjut politikus dari Partai Golkar ini.
Meski begitu, Menpora juga meminta masyarakat untuk memanjatkan doa. Sebab, saat itu masih ada Veddriq Leonardo (Panjat Tebing) dan Rizki Juniansyah (Angkat Besi) yang berpeluang mendapatkan medali.
“Untuk hari ini saya mengajak bersama-sama kita dukung dan doakan, atlet-atlet Indonesia yang masih berjuang meraih medali, Veddriq di Panjat Tebing, Rizki dan Nurul Akmal di Angkat Besi, dan Bernard di Balap Sepeda agar bisa tampil lepas dan meraih hasil maksimal,” ujar Menteri berusia 33 tahun ini.
“Diluar itu, saya sebagai menteri pemuda juga sangat bangga atas pencapaian para olympian muda yang tentunya bisa menjadi Inspirasi bagi anak-anak muda di seluruh bidang untuk dapat berkontestasi di panggung dunia. Sekali lagi mari kita tetap mendukung anak-anak bangsa yang sedang berjuang di Paris,” harap Dito Ariotedjo.
Sampai akhirnya, harapan Dito dan semua publik olahraga Tanah Air terpuaskan pada Kamis, 8 Agustus 2024 sore WIB. Veddriq Leonardo mempersembahkan medali emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Paris 2024.