Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Pitha Haningtyas yang Sempat Ingin Berhenti Main hingga Akhinya Mantap Berkarier di Bulu Tangkis

Bagas Abdiel , Jurnalis-Sabtu, 18 Mei 2024 |09:50 WIB
Kisah Pitha Haningtyas yang Sempat Ingin Berhenti Main hingga Akhinya Mantap Berkarier di Bulu Tangkis
Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Pitha Haningtyas Mentari. (Foto: Instagram/phmentarii)
A
A
A

ADA kisah menarik mengenai Pitha Haningtyas, salah satu pebulutangkis ganda campuran terbaik Indonesia saat ini. Ternyata, dulu Pitha sempat ingin berhenti bermain sewaktu masih muda, namun setelah melalui proses yang panjang ia pun memantapkan hati untuk berkarier sebagai atlet bulu tangkis.

Pitha adalah pemain spesialis ganda campuran yang sudah menunjukkan eksistensinya sejak usia muda. Akrab disapa Tari, ia adalah pemain yang mulai dikenal sejak menjuarai World Junior Championships (WJC) di sektor ganda campuran bersama Rinov Rivaldy.

Kini, ia pun menjadi salah satu pemain yang akan tampil di Olimpiade Paris 2024 bersama Rinov. Akan tetapi, perjalanan panjang harus dilalui pemain berusia 24 tahun tersebut untuk sampai di titik ini. Mengenal bulu tangkis sejak usia enam tahun, Tari mengalami awal karier berliku-liku hingga sempat merasa bimbang.

“Kenal bulu tangkis sebetulnya karena Ayah suka olahraga. Ketika umur 6 atau 7 tahun aku ikut mengantar kakak aku yang memang main bulu tangkis dan aku coba ngikutin. Trus umur 8 tahun baru mulai latihan rutin seminggu tiga kali. Ya aku pilih bulu tangkis karena sebenarnya malas sekolah haha. Aku enggak suka ngerjain PR haha. Mungkin bukan enggak suka sih, tapi lebih kayak ‘ya Allah belajar capek banget ya’,” kata Tari dalam wawancara eksklusif kepada MNC Portal Indonesia.

Rinov/Pitha

“Tapi setelah dijalani ternyata bulu tangkis capek juga ya. Makanya aku di umur 9 ke 10 tahun, aku sempat minta berhenti bulu tangkis. Jadi pokoknya aku mau kelas 5 SD aku mulai suka pelajaran. Setiba-tiba itu aku suka matematika. Jadi di situ kalau disuruh latihan aku pura-pura tidur. Itu tuh udah kayak aku udah enggak mau main bulu tangkis karena aku capek,” imbuhnya.

Saat itu pula, Tari mulai sadar bahwa kedua orangtuanya sudah mengeluarkan banyak biaya untuk dirinya sekolah dan bulu tangkis. Bahkan ketika kelas 5 SD tersebut, ia mencoba bernegosiasi dengan sang Ayah untuk berhenti dari bulu tangkis. Menariknya, kolong pintu menjadi saksi dari negosiasi tersebut.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement