Bela Repsol Honda, Luca Marini Ingin Buktikan Setara dengan Francesco Bagnaia
CHESTE - Luca Marini beralasan pindah ke Repsol Honda karena ingin membuktikan diri setara dengan Francesco Bagnaia. Apalagi, dia kini berada di tim pabrikan, sama seperti sang rekan satu akademi di Ducati Lenovo.
Di saat semua pembalap ingin pindah ke Ducati, Marini justru berbuat sebaliknya. Dia meninggalkan motor terkuat di MotoGP demi bisa bergabung dengan tim pabrikan Honda, yang sedang menjalani masa-masa sulit dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, rider asal Italia itu menunjukkan tanda-tanda positif dalam penampilan pertamanya dengan Repsol Honda di tes pascamusim Valencia pada awal pekan lalu. Dia berada di posisi 10 dengan selisih 0,703 detik dari catatan waktu tercepat yang dibuat rider Aprilia Racing, Maverick Vinales.
Marini percaya dirinya adalah pembalap yang kuat. Oleh karena itu, adik Valentino Rossi tersebut ingin membuktikan diri bisa sehebat Pecco Bagnaia.
Pasalnya, di tim independen Ducati (Mooney VR46 Racing Team), dia tak mendapatkan dukungan maksimal dari pihak pabrikan. Hal itu terjadi karena Marini kalah dari segi hasil oleh Bagnaia dan Jorge Martin.
“Saya merasa seperti pembalap yang kuat, saya ingin setara dengan Pecco dan Martin untuk membuktikan kemampuan saya di lintasan. Tapi semuanya terkait dengan hasil, semakin tinggi Anda di klasifikasi, semakin banyak Ducati membantu Anda,” kata Marini dilansir dari Motosan, Senin (4/12/2023).
“Tahun ini, karena nasib buruk dan juga kesalahan saya, saya belum finis di tempat yang saya inginkan, finis di lima besar pasti menjadi hasil yang penting,” tambah pria berusia 26 tahun itu.
Sebagai informasi, Marini finis di posisi delapan dalam klasemen akhir MotoGP 2023 dengan torehan 201 poin yang merupakan pencapaian terbaiknya di kelas utama sejak promosi pada 2021. Sepanjang musim ini, dia mengemas dua pole position, dua podium balapan utama dan empat podium sprint.
Di MotoGP 2024, Marini akan mendampingi Joan Mir di tim Repsol Honda. Patut dinanti seperti apa kiprah pembalap bernomor motor 10 itu.
(Wikanto Arungbudoyo)
