KISAH Hidiliyn, anak tukang becak yang cetak sejarah di Olimpiade Tokyo 2020 akan dibahas di sini. Hidilyn Diaz merupakan atlet pertama yang bisa memberikan emas kepada Filipina di cabang olahraga (cabor) angkat besi.
Wanita berusia 32 tahun itu turun di kelas 55 kg putri pada Olimpiade Tokyo 2020. Pada saat itu, dia sukses mengalahkan wakil Chna, Liao Qiuyun, dengan total angkatan 213 kg.
Itu merupakan emas pertama untuk Filipina di cabor angkat besi sepanjang keikutsertaan mereka selama 97 tahun di Olimpiade. Namun, prestasi Diaz tidak jatuh dari langit. Perjalanannya panjang, dengan latar belakang sebagai seorang anak becak.
Diaz tumbuh di sebuah desa miskin dekat Zamboanga. Pada Desember 2019 silam, dia memutuskan untuk meninggalkan keluarganya untuk mempersiapkan diri tampil di Olimpiade Tokyo 2020, yang dilaksanakan pada musim panas 2021.
Persiapannya pun tidak berjalan mulus. Sang lifter sempat meminta donasi melalui Instagram pribadinya pada Juni 2019 karena pemerintah setempat pun tidak terlalu memerhatikannya.
"Saya mengalami kesulitan," tulisnya dalam bahasa Filipina di Instagram. "Saya malu untuk meminta di sini, tapi saya tidak akan ragu melakukan ini untuk mimpi saya dan untuk negara kita membawa pulang medali emas di Olimpiade," ujarnya dilansir dari Channelnewsasia pada 2021.
Aksinya menjadi vilar hingga Komisi Olahraga Filipina tertampar dan bergerak untuk memberikan 2 juta peso, atau setara dengan Rp579 juta. Awalnya, dia pergi ke Malaysia pada Februari 2020 namun pandemi Covid-19 kemudian muncul hingga menjegal persiapannya dan menunda penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 selama setahun.
Diaz pun hanya bisa berlatih di kamar namun harus berhati-hati agar tidak merusak lantai keramik saat berlatih angkat beban. Pada Oktober di tahun yang sama, Diaz pindah ke negara pantai selatan Melaka untuk menempati sebuah rumah kepunyaan pejabat angkat besi Malaysia.
Kendati dengan semua keterbatasan dan masalah yang menimpanya sebelum Olimpiade, Diaz sukses menciptakan sejarah dengan memenangkan emas di Tokyo pada musim panas 2021. Sepulangnya ke Filiina, Diaz pun mengutarakan rasa syukurnya.
"Saya tidak tahu apakah saya seorang pahlawan nasional," katanya setelah memenangkan emas bersejarah Olimpiade.
"Tapi saya bersyukur Tuhan menggunakan saya untuk menginspirasi semua generasi muda dan semua orang Filipina untuk terus berjuang selama pandemi ini," tutupnya.
(Reinaldy Darius)