"Itu adalah keputusan yang sangat berat. Kami berhenti karena kami merasa bahwa kami sudah tua, padahal usia 38 atau 40 tahun belum begitu tua. Tetapi telah tiba usia dan waktu untuk berhenti." lanjutnya.
"Itu sangat berat, saya menderita dan menangis selama tiga hari, karena saya meninggalkan cinta saya yang besar. Apa yang saya impikan ketika saya lahir terhenti dan hanya itu saja. Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya tidak akan mendapatkan kegembiraan ini, perasaan ini,” jelas Agostini.
Pascapensiun, Giacomo Agostini meletakkan seluruh trofinya di sebuah ruang di rumahnya. Setiap waktu, dirinya datang untuk memandangi mimpi-mimpi yang pernah ia wujudkan.
(Reinaldy Darius)