Salah satu yang disorotnya adalah bagaimana tim pabrikan Negeri Sakura seperti Honda dan Yamaha bekerja lambat dari segi pengembangan kuda besi mereka sendiri. Padahal, tim pabrikan Eropa sudah mengubah pendekatan balapan dengan selalu mencari solusi dengan cepat.
Menurut Brivio, Yamah dan Honda harus bisa beradaptasi dengan hal tersebut.
"Selama grand prix adalah bisnis di antara mereka, di antara perusahaan Jepang, pengembangan motor dilakukan sesuai dengan aturan perusahaan Jepang: jadwal yang panjang, pekerjaan yang diencerkan selama berbulan-bulan harus mengarah ke akhir musim kejuaraan tanpa goncangan,” jelas pria yang kini menjabat sebagai Direktur Balap Tim Alpine F1 itu.
"Itulah mengapa mereka selalu terlambat. Apakah Anda memerlukan kerangka? Butuh waktu tiga bulan. Apakah kami membutuhkan mesin yang berbeda? Kami membicarakannya untuk tahun berikutnya. Perusahaan Eropa lebih agresif dalam pendekatan mereka terhadap balapan, jadi mereka telah menetapkan cara balapan yang baru. Dan Yamaha dan Honda juga harus beradaptasi,” tutup Brivio.
(Rivan Nasri Rachman)