Usai tidak membalap di F1 pada 2017, Rio Haryanto pun meneruskan bisnis keluarganya di bidang percetakan. Sebagai sarjana ekonomi dari Universitas Anglia Ruskin, Rio mengawasi divisi security printing yang produk jadinya adalah kertas ijazah, blanko cek, dan giro. Selain itu, Rio juga diketahui memiliki usaha restoran di daerah Colomadu, Karanganyar.
Namun, Rio Haryanto juga sempat kembali ke dunia balap. Dia pernah beraksi di balapan ketahanan, Blancpain GT World Challenge Asia, dan Asian Le Mans Series.
Untuk kehidupan pribadi, Rio Haryanto dikenal sebagai muslim yang taat. Bahkan, di kokpit mobilnya, ada ayat kursi yang menempel. Hingga kini, pria 29 tahun itu masih diingat sebagai salah satu pembalap terbaik yang dimiliki Indonesia.
(Andika Pratama)