 
                
APA repotnya jadi pembalap jangkung di MotoGP? Begini penjelasannya! Ya, semua mengenai repotnya jadi pembalap jangkung di MotoGP akan diulas pada artikel ini.
Seperti diketahui, sejumlah pembalap MotoGP memiliki tinggi yang menjulang. Beberapa di antara pembalap tersebut adalah Joan Mir, Aleix Espargaro, dan juga Luca Marini.

(Luca Marini mengendarai motor)
Ketiganya memiliki tinggi di atas 180 cm. Tak ayal beberapa bagian dari mereka yang berpostur jangkung, cukup berkeluh kesah, terutama sedang balapan.
Sekadar informasi, dalam olahraga balap motor ternyata berat badan dan tinggi badan juga diperhitungkan. Di ajang MotoGP sendiri, berat bobot satu motor adalah 157 kg, sedangkan pada Moto2 adalah 217 kg, dan Moto3 152 kg.
Kalkukasli berat motor itu sudah termasuk berat si pembalap dan perangkat pelindung yang melekat di tubuhnya. Lantas, apa repotnya jadi pembalap jangkung di MotoGP? Berikut penjelasannya.
Repotnya Jadi Pembalap Jangkung di MotoGP
Tahu kah Anda jika semakin tinggi seseorang maka bobot tubuhnya pun semakin berat. Begitu pun bobot ketiga tiga rider MotoGP yanag telah disebutkan tadi. Dengan bobot diatas 180 cm, tentu berat badan para pembalap ini tidak seringan itu. Apalagi jika ditambah dengan perangkat pelindung balapan.
Tentu itu akan sangat berpengaruh. Sebab, berat badan saja, sudah bisa memengaruhi akselerasi mengendarai motor. Apalagi, motor yang digunakan adalah motor dengan body yang besar.
Aleix Espargaro, mislanya. Pembalap Aprilia Racing itu memiliki tinggi 180 cm. Ia menyebut sulut berakselerasi di motor.

(Joan Mir ketika mengendrarai motornya di lintasan)
“Semakin ringan tubuh Anda, maka semakin bagus dalam berakselerasi," ucap Aleix Espargaro.
Menurutnya, lebih sulit bagi mereka yang bertubuh jangkung dalam mengatur berat badan. Maka dari itu, para pembalap dengan badan jangkung harus melakukan diet dan latihan fisik agar berat badan mereka ideal.
Sehingga tidak kehilangan akselerasi dan performanya tetap terjaga. Tidak hanya masalah bobot saja, sejatinya tinggi badannya juga memengaruhi kenyamanan saat berkendara.
Luca Marini jadi salah satu pembalap yang tidak nyaman di atas motor. Ketika tes pramusim ia mengaku kerepotan dalam mengatur posisi duduknya di atas motor.
Pembalap 24 tahun itu berpostur 184 cm. Ia pun harus berupaya keras ketika melakukan beberapa penyesuaian. Di antaranya, mengoptimalkan ergonomi, posisi duduk, dan juga masalah aerodinamika.
Begitu pun dengan Joan Mir. Pembalap Suzuki Ecstar itu harus pintar-pintar mengatur cara duduknya ketika di atas si kuda besi Karena, jika sudah merasa nyaman, maka akan mudah bagi pembalap mengendalikan motor di atas arena.
Nah, itulah penjelasan mengenai repotnya jadi pembalap Jangkung di MotoGP.
(Hakiki Tertiari )