 
                
LESMO – Valentino Rossi sudah mengakhiri kariernya di MotoGP. Sudah pensiun, Rossi mengaku bahwa sebenarnya masih ada keinginan yang belum tercapai di MotoGP.
Sebagaimana diketahui, Rossi resmi pensiun dari motoGP pada akhir musim 2021. Selama 26 tahun berkarier di ajang balap motor itu, The Doctor -julukan Valentino Rossi- meraih total 9 gelar juara di berbagai kelas.

Satu gelar juara dunia diraih di masing-masing kelas 125 cc dan 250 cc bersama Aprilia. Kemudian, dia mendapat 1 gelar di kelas 500 cc dan enam gelar di MotoGP bersama Honda dan Yamaha.
Kendati demikian, bukan berarti Rossi tak memiliki catatan gemilang selama berkarier di MotoGP. Ia pernah gagal meraih gelar juara ketika membela Ducati, meski masih dalam performa terbaiknya.
BACA JUGA: Penyebab Valentino Rossi Tolak Gabung Ducati di MotoGP 2022
Rossi pun menjadi pembalap pertama yang sukses meraih gelar juara dunia bersama tiga tim pabrikan. Meski demikian, pria berusia 42 tahun itu mengaku tak menyesali keputusan untuk pensiun dari dunia yang telah membesarkan namanya.
BACA JUGA: Tak Lagi Bela Yamaha, Maverick Vinales Tetap Berambisi Juarai MotoGP
"Sejujurnya, saya tidak menyesal mengambil keputusan itu (Pensiun dari MotoGP)," kata Rossi dilansir dari Speedweek, Minggu (9/1/2022).
Namun, Rossi mengaku menyesal karena gagal meraih gelar kesepuluhnya. Ia menjelaskan ingin meningkatkan jumlah podium yang telah dicapainya sepanjang karier balapan.
"Yang saya sesalkan adalah hilangnya gelar kesepuluh. Dan saya ingin meningkatkan jumlah 199 podium MotoGP menjadi 200," ucapnya.
Lebih lanjut, Rossi mengatakan dirinya pantas untuk mendapatkan gelar kesepuluhnya karena memiliki cara mengemudi yang baik dan kecepatan. Tetapi, ia dikalahkan oleh Nicky Hayden dan Jorge Lorenzo.

“Saya kehilangan gelar kesepuluh, terutama karena saya pikir saya pantas mendapatkannya, saya memiliki kemampuan balapan dan kecepatan pada 2015," ucapnya.
"Tapi saya kalah dalam pertarungan gelar MotoGP dua kali di final di Valencia, melawan Nicky Hayden pada 2006 dan Lorenzo pada 2015. Itu tidak bisa diubah lagi," pungkasnya.
(Djanti Virantika)