“Tapi, ya, itu catatannya ketika konsistensinya itu. Saya sudah tahu, sudah benar penerapannya, tetapi di pukulan 10 ke atas, saya pukulannya agak ngambang, beberapa kali dia enak dengan mudah nyerangnya. Padahal, kalau saya fokus dengan konsistensi pukulan saya, ngga perlu mematikan tetapi cukup di belakang, dia pun enggak gampang nyerang saya,” sambungnya.
Jojo –sapaan akrab Jonatan– pun menyesal karena gagal memanfaatkan kesempatan yang ada ketika fisik Axelsen mulai menurun. Bahkan, ia sudah mencoba untuk bangkit, tetapi gagal.

“Ya, itu beberapa hal yang memang harus saya perbaiki, tetapi tadi sebenarnya saya sudah lihat dia cukup capek dan di mata saya hampir mau kram juga gitu karena beberapa kali dia goyang-goyang kakinya,” lanjut Jonatan.
“Saya sudah mencoba untuk bangkit paksa momentumnya. Tapi, itu dia dengan pengalamannya, juga trus tadi beberapa pukulan yang tadi agak ngambang, jadi beberapa kali dengan mudah didapat oleh Viktor,” tukasnya.
(Andika Pratama)