Lantas, apa penyebab pebulu tangkis tunggal putri Indonesia kesulitan berprestasi di level elite? Susy Susanti menyebut Indonesia kekurangan bibit berkualitas di nomor tunggal putri.
(Gregoria Mariska kini tempat peringkat 22 dunia)
“Memang, bibit-bibit kita di putri agak minim ketimbang putra, sehingga kita kesulitan menjaring atlet-atlet putri yang potensi. Benar, banyak atlet-atlet muda berbakat. Tapi, bakat saja tidak cukup,” tegas Susy.
“Ada yang punya bakat, tapi kemauannya kurang. Ada yang kemauan besar, tapi bakatnya kurang. Karena itu, ini menjadi PR semua. Tapi, saya percaya PBSI sudah membina generasi muda untuk mengejar ketertinggalan di sektor tunggal putri,” kata perempuan 50 tahun tersebut.
Karena itu, Susy Susanti berharap tunggal putri Indonesia bisa memberi gebrakan. Tentu, gebrakan yang dimaksud adalah menembus level elite dunia.
“Harapannya beberapa tahun ke depan, prestasi tunggal putri bisa lebih baik lagi. Dari yang kini hanya menembus 20 dunia, kemudian bisa masuk level elite dunia,” tutup istri dari legenda bulu tangkis Indonesia, Alan Budikusuma.
(Ramdani Bur)