VALENCIA – Problem mesin yang dialami Yamaha mulai membuat Valentino Rossi kesal. Pembalap Tim Monster Energy Yamaha itu meminta agar regulasi pembekuan mesin pada Kejuaraan Dunia MotoGP 2020-2021 tidak menjadi alasan jebloknya performa motor.
Masalah dapur pacu lagi-lagi menghampiri Valentino Rossi pada balapan MotoGP Eropa 2020 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, akhir pekan lalu. The Doctor, yang sebelumnya absen mengaspal akibat Covid-19, hanya bisa bertahan empat putaran saja.
Itu adalah kedua kalinya Valentino Rossi gagal menyelesaikan balapan gara-gara mesin pada Kejuaraan Dunia MotoGP 2020. Masalah pertama datang pada seri perdana di Jerez, 19 Juli lalu. Selain keandalan, dapur pacu Yamaha itu juga tidak punya performa yang mumpuni dalam aspek kecepatan.
Baca juga: Valentino Rossi: Masalah Yamaha Bukan pada Pembalap, tetapi Motor

Berkaca pada regulasi pembekuan pengembangan mesin, Yamaha sepertinya akan terus terdampak hingga musim depan. Sadar dengan situasinya, Valentino Rossi meminta Yamaha untuk tidak menjadikan regulasi itu sebagai dalih. Sebab, ada banyak cara mengakali kekurangan mesin.
“Pembekuan mesin (untuk 2021) bukan sebuah alasan. Di MotoGP sekarang, Anda bisa melakukan banyak hal yang terkait mesin untuk meningkatkan performa. Dari sisi elektronik, ke cara menjaga mesin tetap segar, lalu mengatur suhu mesin, hingga knalpot,” terang Valentino Rossi, dikutip dari Motorsport, Selasa (10/11/2020).
“Jadi, jika Anda memang tidak bisa mengubah bagian dalam mesin (untuk meningkatkan performa), Anda punya beberapa isu lain yang bisa diperbaiki. Jika Yamaha bisa bekerja dengan baik ke arah yang tepat, kita bisa tampil lebih baik,” lanjut pembalap berusia 41 tahun tersebut.
Regulasi pembekuan pengembangan mesin itu mulai dicetuskan sebelum seri perdana MotoGP 2020 berlangsung pada 19 Juli. Perubahan itu tidak terlepas dari hantaman pandemi Covid-19. Dengan pembekuan pengembangan, diharapkan pabrikan seperti Yamaha dan Honda dapat mengurangi beban biaya produksi.
Selain regulasi itu, MotoGP juga memberlakukan pengurangan jatah mesin untuk musim ini karena penyusutan kalender balap. Setiap tim yang tidak mendapat konsesi, hanya diberi jatah lima unit mesin sejak Jerez hingga seri terakhir di Portimao, 22 November 2020.
Dengan mesin yang tingkat keandalannya rendah, Yamaha benar-benar terpuruk. Maverick Vinales sampai harus start dari pitlane pada MotoGP Eropa 2020 karena menggunakan mesin keenam yang tentu saja melanggar aturan.
Karena mesin pula, Yamaha harus rela dihukum pengurangan 50 poin pada kategori konstruktor. Sebab, mereka dinilai melakukan perubahan teknis mesin tanpa persetujuan dari asosiasi tim-tim pabrikan. Beruntung, keempat pembalapnya tidak ikut dijatuhi pengurangan poin.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)