Di kuarter kedua giliran Mono Vampire yang mengambil alih tampuk pimpinan sementara dengan selisih satu angka saja (40-39). Tuan rumah pun bangkit di kuarter ketiga. Pelatih CLS Knights Brian Rowsom kali ini menginstruksikan para pemainnya bermain lebih agresif lagi. Peran itu di emban dengan baik oleh Douglas Herring , yang bertindak sebagai pengatur serangan di lapangan. Tampil dingin, pemain bernomor punggung satu tersebut memberikan sumbangsih delapan angka lagi, CLS dibawanya unggul kembali 64-55.
Baca juga Klasemen Sementara F1 2019 Usai GP Azerbaijan
Permainan keras pemain Mono di kuarter keempat sempat memakan korban pemain tuan rumah yakni Wong Wei Long yang berdarah di pelipisnya akibat mendapatkan sikutan dari Malcom White. Namun itu berimbas dengan hukuman empat kali tembakan bebas yang berhasil di eksekusi dengan baik oleh Sandy Febiansyakh Kurniawan. Dukungan penuh para suporter tuan rumah yang memadati GOR Kertajaya, akhirnya membakar semangat para pemain CLS Knights Indonesia untuk menyudahi perlawanan Mono Vampire di kuarter keempat.
“Ini adalah hadiah kami untuk basket Indonesia. Namun kita harus selesaikan final terlebih dulu dan bawa pulang trofi itu ke rumah kita,” ucap Christopher Tanuwidjaja, Managing Partner CLS Knights Indonesia, dalam keterangan pers yang diterima Okezone, Senin (29/4/2019).
