Sementara cerita berbeda dialami Alan. Lima lawan harus dihadapi Alan sebelum akhirnya melangkah ke partai final. Koh Leng Kang Donald (Singapura), Kukasemkij Sompol (Thailand), Antropov Andreij (Rusia), Kim Hak Kyun (Korea Selatan), dan Stuer Lauridsen (Denmark), berhasil dilewati lawan untuk jumpa rekan senegaranya Ardy B. Wiranata di laga pamungkas.
Bertemunya Ardy dan Alan pun sejatinya sudah bisa memastikan bahwa Merah Putih untuk pertama kalinya meraih medali emas di ajang Olimpiade. Tetapi Susy menjadi orang pertama yang secara resmi mempersembahkan medali emas untuk Indonesia di pesta olahraga terbesar di dunia itu.
Menghadapi Bang yang merupakan unggulan keempat, Susy mendapat perlawanan ketat. Set pertama, Susy harus mengakui keunggulan Bang dengan skor 5-11. Akan tetapi, ia menunjukkan semangat tingginya untuk bisa mempersembahkan medali emas pertama pada set kedua dan ketiga. Hingga akhirnya set kedua dan ketiga pun menjadi milik Susy setelah memenangi set kedua dan ketiga dengan skor 11-5 dan 11-3.
Tangisan haru pun memenuhi wajah Susy yang tak kuasa menahan rasa kebanggaannya. Bang yang menempatkan shuttlecock di luar garis permainan, membuat wanita kelahiran 11 Februari 1971 itu mencetak sejarah bagi Indonesia. Bahkan matanya berkaca-kaca ketika bersalaman dengan sang lawan dan wasit.
(Alan Budikusuma raih medali emas Olimpiade 1992. Foto: AFP)
Belum sampai di situ, Indonesia pun menantikan emas kedua yang masih belum tahu akan dipersembahkan oleh Ardy atau Alan. Ardy sendiri menjadi nama yang difavoritkan, karena menempati unggulan 3/4. Akan tetapi, hal tersebut tak membuat Alan menyerah. Seakan termotivasi dengan jejak sang kekasih, Alan mampu mengawinkan emas Olimpiade bersama Susy setelah memenangi pertandingan atas Ardy dengan skor 15-12 dan 18-13.