KUALA LUMPUR – Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, harus angkat koper lebih awal di ajang Malaysia Open 2018. Pasalnya, Jonatan tumbang di babak 16 besar kala berhadapan dengan tunggal Prancis, Brice Laverdez, melalui drama tiga game 21-10, 17-21, 23-25. Jonatan pun membeberkan penyebab kegagalannya.
Jonatan sebenarnya mengawali pertandingan dengan baik. Terbukti pada game pertama ia tak mengalami kesulitan sama sekali untuk memperoleh kemenangan 21-10. Hanya saja harus disayangkan karena pada game kedua Jonatan banyak melakukan kesalahan di awal, sehingga ia tertinggal cukup jauh 6-12. Meski kemudian ia mampu mengejar 14-16, namun laju Laverdez tak bisa dihentikannya.
(Baca juga: Tontowi/Liliyana Melaju Mulus ke Perempatfinal Malaysia Open 2018)
Pada game ketiga, Jonatan pada awalnya memiliki potensi besar untuk menang karena ia sempat unggul jauh 15-10. Tetapi, Laverdez secara perlahan mampu mengejar. Jonatan sendiri mengaku tertekan karena ia dituntut untuk bisa memenangkan laga. Alhasil, Jonatan yang sempat unggul 20-18 harus tumbang 23-25.
"Hal ini sudah terjadi pada diri saya di dua sampai tiga turnamen belakangan. Setiap poin penting, saat saya lagi leading, saya merasa harus bisa menang. Memang saya ingin menang, pada saat unggul, kenapa saya tidak lebih menekan lawan?" beber Jonatan, menyadur dari laman resmi PBSI, Jumat (29/6/2018).
"Memang saya sudah unggul 16-12 dan 20-18 di game ketiga, namun saat itu lawan lebih berani dan mempercepat permainan, terutama dari bola-bola depan. Ini membuat saya dibawah tekanan terus, mau tidak mau saya angkat bola, jadinya kena serang terus. Kalau soal fokus sih saya fokus di lapangan, tidak blank. Mungkin kematangan stroke dan strategi saya yang masih harus ditingkatkan," tukas Jonatan.
(Fetra Hariandja)