Tetapi, Herry mengkritisi satu hal bahwa aturan ini hanya bisa dinilai oleh pandangan service judge. Sementara sudut pandang setiap service judge selalu berbeda. Pelatih berusia 53 tahun itu akan setuju jika penilaian servis ini dilakukan menggunakan teknologi.
“Dengan uji coba di Jerman Open 2018 kemarin, menurut saya, semua balik lagi ke service judge-nya. Jadi kami bergantung pada seseorang, bisa saja dibilang kemenangan ditentukan oleh service judge,” tambahnya.
Baca juga Fajar/Rian Gagal Jadi Juara di Jerman Open 2018
“Seperti Fajar main dari babak pertama sampai semifinal Jerman Open itu servisnya aman, tetapi kenapa di final bisa disalahkan sampai lima kali? Saya lihat posisinya servisnya sama, tingginya sama, semua sama, tapi service judge beda orang,” lanjutnya.
“Jadi yang menentukan itu service judge, peluang human error juga besar. Kalau perlu ada hawk eye juga, jadi kalau dinyatakan salah, kami bisa challenge dengan bukti yang jelas, ada rekaman, otentik dan bisa dipertanggungjawabkan, ini lebih fair. Kalau sekarang kan penilaian sesaat saja, yang tahu hanya service judge dan Tuhan, dan keputusan ini mutlak, tidak bisa diprotes,” tutupnya.
(Fetra Hariandja)