BOLOGNA – Bergabungnya juara dunia MotoGP tiga kali, Jorge Lorenzo, ke Tim Ducati Corse pada awal musim 2017 sempat mendapat sorotan banyak pihak. Pasalnya, Lorenzo dinilai sebagai pembalap yang mata duitan, yang mau berpindah tim lantaran diming-imingi gaji yang lebih besar.
Kepindahan Lorenzo ke Ducati memang sedikit menyulut kontroversi, mengingat pembalap asal Spanyol itu telah sembilan musim membela Yamaha. Tak hanya itu, pasalnya Yamaha pula lah yang turut mengantarkan Lorenzo memiliki nama besar seperti sekarang lantaran tiga gelar juara MotoGP miliknya didapat bersama tim pabrikan asal Jepang itu.
(Baca juga: Valentino Rossi Sebut Dovizioso sebagai Pembalap Kuat & Seimbang)
Gaji Lorenzo sendiri di Ducati terbilang fantastis, yakni 7 juta dolar AS per tahunnya atau sekira Rp94,4 miliar. Jumlah tersebut hampir tiga kali lebih besar dari jumlah gaji yang diterima pembalap Ducati lainnya, yakni Andrea Dovizioso dengan 2,5 juta dolar AS atau sekira Rp33,7 miliar per tahunnya.
Meski telah menerima gaji dengan jumlah fantastis, namun hal tersebut tak lantas menjadikan Lorenzo pembalap yang luar biasa. Justru sebaliknya, di musim 2017, pembalap berjuluk X-Fuera itu gagal total. Lorenzo hanya mampu finis di posisi ketujuh klasemen akhir pembalap. Lebih ironis lagi, Lorenzo tak mampu memenangkan satu pun balapan di musim ini.
Di lain pihak, Dovizioso yang menerima gaji jauh lebih rendah dari Lorenzo justru mampu tampil kompetitif. Pembalap berkebangsaan Italia itu mampu bertarung memperebutkan gelar juara dunia hingga seri terakhir dan menyudahi musim sebagai runner-up.
Menyikapi kesenjangan gajinya dengan Lorenzo, Dovizioso mengaku tak mau terlalu ambil pusing. Menurutnya, itu merupakan kebijakan tim. Pembalap 31 tahun itu pun menyebutkan bahwa Lorenzo layak mendapat gaji dengan jumlah besar tersebut mengingat prestasinya selama ini. Sementara Dovizioso, justru merasa termotivasi agar bisa memiliki raihan gelar juara seperti halnya Lorenzo.
“Jika dia (Lorenzo) dinilai dari segi ekonomi di Ducati, itu karena dia memang layak mendapatkannya, ini bukanlah masalah, dan saya sebagaimana saya. Dia berarti bahwa Ducati tak melihat situasinya secara jelas, bagi saya ini merupakan stimulus, kewajiban saya dan tim bukanlah memberi nilai pada aspek ini,” ucap Dovizioso, menukil dari Marca, Jumat (29/12/2017).
(Fetra Hariandja)