SAKHIR—Balapan malam hari di sirkuit Sakhir Bahrain menawarkan sensasi luar biasa bagi pembalap. Hal ini pula yang akan dirasakan pembalap muda Indonesia Muhammad Sean Gelael saat mengikuti balapan ketahanan enam jam FIA World Endurace Championship kategori LMP2 pada hari Sabtu (19/11). Bagi Sean, balapan ini bakal menjadi pengalaman sekaligus pembelajaran yang bagus untuk mematangkan kemampuan balapnya.
Berdasarkan jadwal yang dirilis penyelenggara FIA WEC, balapan akan berlangsung mulai pukul 16.00 sampai pukul 22.00 waktu setempat. Artinya, para pembalap akan disuguhkan tantangan balapan dengan transisi pergantian waktu siang dan malam.
“Ya, tentu ini akan menjadi pengalaman yang menarik buat saya. Tahun lalu saya pernah merasakan balapan malam hari di ajang GP2 Abu Dhabi dan terasa luar biasa karena menawarkan sensasi yang berbeda,” kata Sean.
Membalap di malam hari memberi keuntungan bagi pembalap dengan kondisi cuaca yang tidak panas. Secara teknis ban lebih awet karena suhu lintasan juga tidak sepanas pada siang hari. Namun, seperti halnya cuaca yang tak bisa tertebak di beberapa sirkuit di Eropa, kondisi angin gurun di Bahrain juga sulit diprediksi. Badai gurun bisa menyebabkan lintasan dan paddock tertutupi butiran pasir.
Sean yang kali ini berkolaborasi dengan pembalap Perancis Tom Dillmann dan pembalap Belanda Giedo Van der Garde telah menjajal sirkuit ini dalam sesi latihan bebas. Seperti biasa sesi latihan bebas pertama dan kedua lebih difokuskan untuk penyesuaian setelan mobil dan pengenalan karakter sirkuit.
Pada sesi latihan bebas pertama, Tom, Giedo dan Sean menggeber mobil Ligier JS P2-Nissan dengan kecepatan maksimal 174,5 kilometer per jam. Catatan waktu terbaik mereka dalam satu putaran, yakni satu menit 51,631 detik. Sirkuit Sakhir memiliki panjang lintasan 5,412 kilometer dengan tantangan 15 tikungan.
(Yohanes H Wahyu Tomo)