MOTEGI – Dani Pedrosa menjadi pembalap yang paling menyesal dengan hasil MotoGP Jepang akhir pekan lalu. Selain karena gagal meraih podium, dia juga harus memperpanjang rasa penasarannya yang belum sama sekali mecicipi gelar juara dunia MotoGP.
Sejak terjun di balapan motor level teratas ini pada tahun 2006, Pedrosa selalu gagal meraih gelar juara dunia. Padahal jabatannya sebagai pembalap favorit juara terus diembannya, apalagi dia membela salah satu tim konstruktor terbaik, yaitu Honda.
Prestasi terbaik Pedrosa adalah menjadi runner up sebanyak dua kali selama keikutsertaannya di balapan MotoGP. Dan, tahun ini gelar juara dunia pun gagal ia rengkuh, setelah jatuh ke tangan pembalap termuda, Marc Marquez.
Pedrosa beralasan, dirinya tampil kurang maksimal dan tak konsisten. Hasil balapan terkini menjadi bukti bahwa Pedrosa seakan terlambat panas untuk bersaing. Alhasil dia harus membayar kesalahannya itu dengan hanya finis di posisi keempat di Motegi.
"Saya tidak tampil cepat meski sebagai pembalap di grid terdepan, saya kehilangan dua atau tiga detik. Namun, kemudian saya bisa kembali, mengatur waktu yang baik dan memangkas jarak jauh,” ucap Pedrosa, seperti dilansir Crash, Senin (13/10/2014).
"Namun, seperti yang terjadi terhadap saya sebelumnya dan pada kesempatan lain musim ini, saya terus-menerus harus kehilangan waktu saya di awal,” sambungnya.
Meski menyesal dan dihinggapi rasa penasaran, namun sikap sportivitas tetap dilakukan Pedrosa dan menganggap bahwa Marquez layak mempertahankan gelar untuk dua tahun beruntun.
“Saya harus mengucapkan selamat kepada Marc dan timnya saat ini, karena mereka telah melakukan pekerjaan yang benar-benar baik musim ini dan layak mendapatkan gelar juara dunia,” tegas Pedrosa.
Pedrosa kini berada di posisi tiga dengan koleksi 230 poin di tabel klasemen di bawah Rossi yang bertengger di posisi kedua. Dia bersaing dengan duo Yamaha Rossi dan Jorge Lorenzo dengan menyisakan tiga putaran terakhir di Phillip Island, Sepang dan Valencia.
(A. Firdaus)