"Saya tidak siap dengan perubahan pola permainan Akane, mulai di gim ketiga awal. Akane menaikkan speed dan menyerang sepanjang gim yang mana permainan tersebut bukan pola permainan yang biasa dimainkan oleh dia," jelasnya.
Putri KW menekankan evaluasi utama dari kekalahan ini adalah perlunya peningkatan fokus dan fisik. Ia juga menyadari pentingnya kemampuan untuk cepat tanggap dalam menghadapi perubahan strategi lawan di lapangan.
"Pola permainan juga semakin dimantapkan. Ditambah satu hal lagi, cepat tanggap dalam menghadapi perubahan pola permainan lawan," imbuhnya.
Meskipun harus puas dengan medali perunggu, raihan ini tetap menjadi pencapaian bersejarah. Medali yang dibawa pulang Putri KW ini mengakhiri penantian 10 tahun sektor tunggal putri Indonesia di Kejuaraan Dunia.
(Rivan Nasri Rachman)