KISAH emosional Gregoria Mariska Tunjung di Kumamoto Masters 2024 menarik untuk diulas. Sebab, ia sempat kena kartu kuning dan selebrasi banting raket hingga patah!
Momen ini terjadi di babak semifinal ketika ia bertemu dengan wakil Korea Selatan, Sim Yu-jin. Pertarungan ini berjalan dengan tensi yang sangat tinggi dimana kedua pemain saling jual beli serangan.
Awal pertandingan menjadi momen yang sangat berat bagi Jorji. Pasalnya, Sim bermain dengan sangat agresif yang membuatnya banyak kehilangan poin. Game pertama pun dimenangkan lawan dengan skor 18-21.
Berlanjut pada game kedua, Jorji mulai membiasakan diri dengan permainan lawan. Game ini pun berlangsung sengit hingga keduanya sempat berada di poin sama 9-9. Namun pasca interval, iabermain lebih baik yang membuat game berakhir 21-17.
Di game penentuan, pertarungan semakin sengit. Namun Jorji yang bermain lebih agresif berhasil unggul hingga mencapai match point. Sayangnya, pada momen ini dirinya juga diganjar kartu kuning oleh wasit karena dianggap mengulur waktu.
Pada akhirnya, Gregoria sukses mengunci kemenangan dan melaju ke final Kumamoto Masters 2024 setelah smash keras Sim tersangkut di net. Merasakan pertandingan yang sangat intens, ia lantas merayakan kemenangannya dengan sangat emosional.
Tunggal putri Indonesia berusia 25 tahun itu langsung berteriak keras sambil membanting raketnya hingga patah. Ia lantas membaringkan badannya sambil menghela nafas lega sebelum menghampiri Sim.
Sayangnya, meski tampil luar biasa di sepanjang gelaran Kumamoto Masters 2024 hingga babak semifinal, perjalanan Jorji di turnamen level super 500 BWF ini berakhir antiklimaks. Pasalnya, ia kalah di final.
Pada pertandingan di Kumamoto Prefectural Gymnasium, Kumamoto, Jepang, Minggu 17 November 2024 siang WIB, Gregoria tak berdaya di hadapan Akane Yamaguchi. Ia tumbang 12-21 dan 12-21.
Itulah kisah emosional Gregoria Mariska Tunjung yang terkena kartu kuning sampai melakukan selebrasi banting raket hingga patah di Kumamoto Masters 2024. Semoga informasi ini berguna untuk pembaca sekalian.
(Wikanto Arungbudoyo)