2 Pembalap MotoGP asal Australia yang Sukses di Tim Ducati, Nomor 1 Sampai Rebut Gelar Juara Dunia!

2 pembalap MotoGP asal Australia yang sukses di tim Ducati menarik diulas. Salah satunya ada pembalap yang sukses besar hingga berhasil merebut gelar juara dunia.

Ajang MotoGP biasanya didominasi oleh pembalap dari Spanyol dan juga Italia. Pembalap dari dua negara itu pun selalu sukses berkiprah apik hingga bisa memperebutkan gelar juara dari musim ke musim.

Tetapi, pembalap dari negara lain sejatinya tak kalah bersinar, salah satunya dari Australia. Pembalap dari negara tersebut juga bisa berkiprah manis hingga bahkan sukses merebut sejumlah gelar juara. Kiprah apik itu turut ditunjukkan kala memperkuat Ducati. Lantas, siapa saja mereka?

Berikut 2 pembalap MotoGP asal Australia yang sukses di tim Ducati:

2. Jack Miller

Salah satu pembalap MotoGP asal Australia yang sukses di tim Ducati adalah Jack Miller. Dia sudah mentas di MotoGP sejak 2015 dengan direkrut Honda. Kemudian, Miller hijrah ke Ducati mulai 2018.

Awalnya, Miller membela tim satelit Ducati, yakni Pramac Ducati. Tiga tahun di sana, dia bisa berkipah manis hingga bahkan berhasil 9 kali naik podium.

Atas kiprah manisnya, Miller pun dapat promosi untuk membela tim pabrikan Ducati pada 2021. Dua musim di sana, dia bisa meraih 3 kemenangan dan 12 podium.

Sayangnya, Miller tak dapat perpanjangan kontrak untuk musim 2022. Dia pun memutuskan hijrah ke KTM dengan membela tim pabrikan di sana sampai saat ini.

1. Casey Stoner

Terakhir, ada Casey Stoner. Pembalap Australia yang satu ini bahkan sukses menyabet gelar juara MotoGP saat membela Ducati pada 2007.

Stoner merebut gelar juara ini pada musim perdananya membela Ducati. Pencapaian ini juga diraihnya pada musim keduanya mentas di kelas MotoGP. Musim debut Stoner dijalani dengan membela tim satelit Honda, yakni LCR.

Stoner pun bertahan di Ducati hingga 4 musim hingga 2010. Setelah itu, Stoner pindah ke Honda. Pada musim perdananya membela tim pabrikan Honda, Stoner bisa langsung juara dunia. Sayangnya, dia di sana hanya bertahan dua musim dan memutuskan pensiun pada 2012.

(Wikanto Arungbudoyo)