Sejarah lainnya tercipta usai uji coba itu. Rio menjadi orang Indonesia pertama yang mendapatkan FIA Super License atau izin mengemudi tertinggi keluaran federasi balap mobil internasional untuk memenuhi syarat membalap di F1.
Pada 2013, Rio pindah ke Addax tetapi tim tersebut tak mampu memberinya mobil yang kompetitif. Kecewa, ia lalu hijrah ke Caterham pada F2 2014. Kembali, peruntungannya tak membaik.
Sampai akhirnya, Rio bergabung dengan Campos Racing pada F2 2015. Nasibnya berubah total di tim milik Adrian Campos itu. Ia merebut podium dengan finis kedua pada Feature Race F2 GP Bahrain 2015 di Sirkuit Internasional Bahrain, Sakhir.
Indonesia Raya lalu dikumandangkan Rio pada Sprint Race F2 GP Bahrain 2015! Ia merebut kemenangan perdananya di F2. Performa impresif lalu dilanjutkan di beberapa seri kemudian.
Rio memenangi Sprint Race F2 GP Austria 2015 dengan kondisi sayap depan mobil patah dan harus berjuang menahan gempuran dari Stoffel Vandoorne sepanjang lomba. Kemenangan ketiga pada Sprint Race diraihnya di GP Inggris 2015 di Sirkuit Silverstone.
Secara keseluruhan, Rio finis di posisi empat klasemen akhir F2 2015. Performa impresif itu membuatnya dilirik tim F1 Manor Racing untuk musim balap 2016.
Sayangnya, ia harus menjadi ‘pay driver’ yakni membayar atau mendatangkan sponsor senilai 15 juta Euro (setara Rp259 miliar) demi kursi di tim tersebut. Penggemar Rio bahkan sampai harus membuka donasi untuk membiayai sang idola ke F1.