Gagal di Olimpiade 2024, Jonatan Christie: Maaf dan Terima Kasih untuk Semuanya!

Andhika Khoirul Huda, Jurnalis
Selasa 06 Agustus 2024 05:48 WIB
Tunggal Putra Indonesia, Jonatan Christie (Foto: PBSI/Naif Muhammad Al'as/NOC Indonesia)
Share :

PEBULUTANGKIS tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, tampil buruk di Olimpiade Paris 2024. Dia pun meminta maaf atas penampilannya yang jauh dari ekspektasi masyarakat Indonesia.

Berstatus sebagai pemain ranking tiga dunia, Jojo -sapaan Jonatan- jelas diharapkan bisa menyumbang medali untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Namun kenyataannya, dia malah gagal total.

 

Jonatan gagal lolos dari fase grup setelah hanya menjadi runner up Grup L. Dia hanya meraih satu kemenangan saja dari dua pertandingan yang dijalaninya.

Oleh karena itu, pemain berusia 26 tahun tersebut meminta maaf kepada publik. Hal tersebut dilakukannya lewat Instagram pribadinya, @jonatanchristieofficial, pada Senin.

Dalam unggahan tersebut Jojo menampilkan aksinya di Adidas Arena, Paris. Namun, dia menghilangkan warnanya sehingga yang nampak hanya hitam-putih saja, yang mungkin menggambarkan perasaan kecewanya.

“Ini telah berakhir! Maaf dan Terima Kasih untuk semuanya!” tulis Jonatan dalam keterangan fotonya.

Hasil buruk yang didapat Jonatan Christie juga turut didapat oleh tunggal putra Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting. Kompatriotnya itu juga gagal lolos dari fase grup setelah hanya finis sebagai runner up Grup H.

Hasil tersebut pun menorehkan catatan buruk dalam sejarah olahraga bulutangkis Tanah Air. Sebab, untuk kali pertama sejak bulutangkis dimainkan di Olimpiade pada 1992 lalu, tidak ada tunggal putra Indonesia di babak 16 besar atau fase gugur.

Satu-satunya kemenangan yang diraih Jonatan pun didapat dengan susah payah yakni atas wakil Belgia, Julien Carraggi, lewat rubber game dengan skor 18-21, 21-11 dan 21-16. Padahal, lawannya itu duduk di peringkat 52 dunia sehingga di atas kertas kualitasnya jauh di bawahnya.

Setelah itu, Jonatan sejatinya harus berhadapan dengan utusan Guatemala, Kevin Cordon, pada laga kedua Grup L, tetapi sang lawan mengundurkan diri karena cedera. Kemudian, dalam pertandingan hidup-mati melawan bintang India, Lakhsya Sen, dia kalah dengan skor 18-21 dan 12-21 sehingga perjalanannya berakhir di fase grup saja.

Hasil buruk yang didapat Jonatan juga turut didapat oleh tunggal putra Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting. Kompatriotnya itu juga gagal lolos dari fase grup setelah hanya finis sebagai runner up Grup H.

Hasil tersebut pun menorehkan catatan buruk dalam sejarah olahraga bulutangkis Tanah Air. Sebab, untuk kali pertama sejak bulutangkis dimainkan di Olimpiade pada 1992 lalu, tidak ada tunggal putra Indonesia di babak 16 besar atau fase gugur.

Satu-satunya kemenangan yang diraih Jonatan pun didapat dengan susah payah yakni atas wakil Belgia, Julien Carraggi, lewat rubber game dengan skor 18-21, 21-11 dan 21-16. Padahal, lawannya itu duduk di peringkat 52 dunia sehingga di atas kertas kualitasnya jauh di bawahnya.

Setelah itu, Jonatan sejatinya harus berhadapan dengan utusan Guatemala, Kevin Cordon, pada laga kedua Grup L, tetapi sang lawan mengundurkan diri karena cedera. Kemudian, dalam pertandingan hidup-mati melawan bintang India, Lakhsya Sen, dia kalah dengan skor 18-21 dan 12-21 sehingga perjalanannya berakhir di fase grup saja.

(Admiraldy Eka Saputra)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya