Kendati demikian, Jonatan menilai selepas Indonesia Masters 2024 kemungkinan bakal ada pertemuan dengan Taufik. Dia pun berharap, sebagai mentor, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu bisa memberi dampak positif bagi pemain tunggal putra yang diproyeksikan mentas di Paris 2024.
“Mungkin setelah ini ada sesi-sesi pertemuan dengan beliau. Saya harap beliau juga bisa membantu saya pribadi maupun teman teman di tim tunggal putra,” jelas pemain berusia 26 tahun itu.
Soal kekalahannya dari Lu Guang Zu, Jojo menilai dirinya kaget dengan kondisi shuttlecock yang berubah-ubah di setiap gimnya. Alhasil, dia kesulitan untuk menerapkan strateginya dengan baik, terutama di gim kedua dan ketiga.
“Set pertama memang bisa menerapkan strategi sesuai yang disiapkan dan berjalan dengan baik juga. Beberapa kali Guang Zu cukup kesulitan dengan strategi saya,” jelas pemain jebolan PB Tangkas itu.
“Tapi di set dua, saya enggak mengira bahwa tadi bolanya cukup agak berubah. Begitu juga set tiga berubah lagi. Saya rasa itu cukup berpengaruh. Tadi juga saya pikir kondisi lapangan dua menang angin, tapi ternyata pas set ketiga ternyata bukan menang angin, tapi shuttlecocknya ntah dari slop yang berbeda atau gimana, tapi terlihat ada perbedaan,” pungkasnya.
(Rivan Nasri Rachman)