“Tapi ketika saya selalu diskusi keseharian saya di lapangan, di latihan, maupun terakhir kemarin pas ketemu Axelsen, banyak hal yang ternyata ada momen-momen atau pembelajaran yang dulu-dulu tidak tahu akan hal itu,” tuturnya menambahkan.
Menurut Jonatan, aspek psikologis tersebut selama ini luput dari perhatiannya. Padahal aspek tersebut termasuk hal yang cukup penting dan sangat menentukan permainan.
“Karena dari dulu hanya berbicara teknik di lapangan, tapi kita tidak pernah bicara soal bagaimana psikologis. Ternyata ada beberapa hal yang saya tidak tahu dia melakukan itu atau engga,” sambung Jonatan.
“Tapi ilmunya itu ada. Beberapa pergerakan, beberapa cara dia melakukan sesuatu gerakan, itu memang ada satu hal yang perlu dipelajari,” lanjutnya lagi.
“Ketika saya berbicara dengan psikolog saya juga memang ada hal yang perlu dicounter. Memang untuk berhadapan dengan Victor (Axelsen) bukan hanya sekadar teknik di lapangan, teknis di lapangan, yapi non teknisnya itu perlu discounter,” tutupnya.
Pada akhirnya Axelsen keluar sebagai juara usai menang atas Shi Yuqi.
(Rivan Nasri Rachman)