ASISTEN pelatih tunggal putri Pelatnas PBSI Cipayung, Herli Djaenudin, beberkan faktor utama yang bikin Gregoria Mariska sukses juarai Kumamoto Masters 2023. Menurutnya, sang pebulu tangkis tunggal putri Indonesia punya determinasi atau tekad yang kuat untuk melintasi segala rintangan yang ada.
Herli mengulas determinasi Gregoria untuk tetap bertarung meski dalam kondisi yang tidak sepenuhnya bugar. Namun, pebulu tangkis berusia 24 tahun itu sanggup mengandaskan wakil China, Chen Yu Fei, dengan skor kembar 21-12 dan 21-12 untuk memenangkan turnamen Super 500 itu.
"Faktor utama yang mengantarkan Gregoria menjadi juara Kumamoto Masters Japan 2023 itu karena dia memiliki keinginan yang sangat kuat dan tekad untuk menangnya luar biasa besar," tutur Herli dalam keterangan PBSI, Minggu (19/11/2023).
Saat bertarung di laga pamungkas, Gregoria sebenarnya tidak dalam kondisi prima. Pasalnya, kapalan di kedua telapak kakinya robek.
"Dengan kondisi kapalan di telapak kaki sebelah kiri sudah robek dari awal dan di gim kedua, gantian telapak kanannya juga robek. Tetapi berkat keinginan yang kuat, dia bisa menjadi juara," sebut Herli.
Dijelaskan oleh Herli, menghadapi Chen Yu Fei, Gregoria harus mengandalkan teknik sebagai senjatanya. Tidak boleh terbawa pola permainan lawan yang powerfull. Variasi pukulan-pukulan Gregoria harus menjadi penentunya.
"Lawan Chen Yu Fei itu, Gregoria tidak boleh bermain kuat dan mengandalkan power. Tetapi dia harus menggunakan variasi pukulannya yang memang sulit ditebak lawan. Ternyata itu berhasil," ujar Herli.
"Memang ada beberapa kali Gregoria terpancing adu reli panjang yang banyak merugikan Grego. Tetapi setelah diingatkan, dia bisa kembali ke cara pemainaan dia untuk mematikan Chen Yu Fei," tegas Herli lagi.
(Wikanto Arungbudoyo)