Bahkan, rasa sakitnya itu semakin bertambah di lap-lap terakhir dari sprint 13 lap itu. Alhasil, Bezzecchi hanya fokus untuk menjaga posisinya saja agar tak terkejar oleh Francesco Bagnaia, yang ada di belakangnya.
“Pada awalnya, saya merasa luar biasa. Saya tidak tahu apakah itu adrenalin sejak awal atau obat penghilang rasa sakit, tapi perasaannya luar biasa. Saya mampu mengejar Jorge, tapi kemudian saya mulai merasakan sedikit kesakitan, terutama saat mengubah arah,” kata Bezzecchi dilansir dari Speedweek, Minggu (10/9/2023).
“Di sektor 1, saya membuat beberapa kesalahan dan jam demi jam saya kehilangan waktu. Saya memiliki beberapa lap yang bagus, namun di lap lain saya membuat kesalahan karena saya kehabisan tenaga saat berpindah dari kiri ke kanan,” tambahnya.
“Saya sangat menderita dalam tiga putaran terakhir karena saya sangat kesakitan. Saya mengawasi pit board saya karena pada akhirnya yang terpenting adalah mengamankan posisi kedua dan tidak membuat kesalahan,” jelas murid Valentino Rossi itu.
“Sebelum balapan, strategi saya adalah memberikan segalanya selama yang saya bisa. Lalu saya hanya akan mencoba bertahan,” pungkasnya.
(Djanti Virantika)