FORMAT sprint race MotoGP 2023 mulai diprotes sejumlah tim balap MotoGP musim ini. Sebab, format baru yang diterapkan pada gelaran MotoGP 2023 ini dianggap telah membebani para rider, yakni Marc Marquez cs.
Menurut laporan Speed Week, sebanyak 11 tim balap MotoGP 2023 telah melakukan pertemuan di sela-sela MotoGP Belanda 2023 pekan lalu. Pertemuan tersebut membahas soal voting apakah format balapan MotoGP 2023 termasuk sprint race harus diubah atau tidak.
Dalam hal ini, format tersebut akan tetap diterapkan atau tidak di MotoGP Inggris 2023 yang digelar di Sirkuit Silverstone pada 4 hingga 6 Agustus. Pada pertemuan tersebut, sejumlah tim balap, seperti KTM, GasGas, dan RNF, menjadi tim yang ingin format balapan itu berubah.
KTM, GasGas, dan RNF menginginkan latihan bebas 1 (FP1) yang digelar 45 menit pada Jumat pagi tidak masuk hitungan kombinasi waktu penentu pembalap lolos Q2 (kualifikasi). Mereka meminta penentu rider yang langsung masuk Q2 hanya hasil latihan bebas 2 (FP2) yang digelar 60 menit pada Jumat sore.
Selain itu, ada permintaan latihan ebbas 3 (FP3) yang digelar Sabtu pagi diperpendek durasinya dari 30 menit menjadi hanya 20 menit. Alasannya, agar para pembalap memiliki waktu istirahat lebih banyak sebelum menjalani babak kualifikasi dan sprint race. Hal itu merupakan dampak dari adanya format sprint race.
Manajer Tim RNF, Wilco Zeeelenberg, menegaskan bahwa format balapan MotoGP harus diubah karena membuat Marc Marquez dkk dan tim balap terbebani. Apalagi, sejak MotoGP 2023 dimulai dengan format baru, tercatat sudah ada 12 pembalap yang cedera karena kecelakaan.
Di antaranya, ada Pol Espargaro, Enea Bastianini, Miguel Oliveira, Marc Marquez, Luca Marini, Jorge Martin, Joan Mir, Raul Fernandez, Alex Rins, Francesco Bagnaia, Aleix Espargaro, dan Fabio Quartararo. Tak heran, Wilco Zeeelenberg menyebut format balapan MotoGP 2023 membuat pembalap mengambil risiko lebih banyak sejak FP1 hingga sering mengalami kecelakaan.
"Saat ini, para pembalap MotoGP harus bekerja keras sepanjang akhir pekan dan mengambil risiko lebih banyak. FP1 pada Jumat pagi seharusnya menjadi sesi latihan bebas biasa, bukan untuk memutuskan lolos ke Q2. Kita lihat di delapan balapan, sudah banyak pembalap jatuh dan cedera," kata Zeeelenberg, mengutip dari Speed Week.
"Kita lihat di MotoGP Jerman, di hari Jumat saja sudah ada perangkat motor bernilai hingga 1 juta euro yang hancur," tambah Zeeelenberg.
Sementara itu, tim-tim balap yang setuju format balapan diubah meminta Dorna Sports meniru cara Formula One (F1) yang hanya menerapkan sprint race sebanyak enam kali dalam satu musim. Namun, perubahan format akan membutuhkan kebulatan suara di antara 11 tim balap MotoGP 2023.
Di sisi lain, Ducati Corse justru menentang perubahan tersebut. Alasannya, karena Italia memiliki delapan motor di lapangan dan memiliki cukup pengendara untuk mencoba suku cadang baru.
(Djanti Virantika)