JAKARTA - Tunggal putra Indonesia, Syabda Perkasa Belawa mengalami perjalanan yang tidak mudah untuk bisa mencapai ranking 88 dunia. Ia mengaku sempat kesulitan meraih poin karena berbagai hal, salah satunya pandemi Covid-19.
Karena hal tersebut, Syabda sempat benar-benar harus berjuang keras ketimbang teman seangkatannya yang sudah berada di posisi ranking lebih baik. Kendati begitu, kini perlahan Syabda mulai memperlihatkan namanya sebagai salah satu tunggal putra menjanjikan milik Indonesia.
Awal mula kebangkitan Syabda pun terlihat saat dirinya memenangkan gelar Iran Fajr International 2023 usai menaklukkan wakil Malaysia, Justin Hoh dengan skor 18-21, 21-12, dan 22-20 di partai puncak pada pekan lalu. Meski orang melihat ini bukan gelar bergengsi (level International Challenge atau satu level di bawah BWF World Tour Super 100), titel ini ternyata sangat disyukuri oleh pemain berusia 21 tahun tersebut.
Berkat gelar Iran Fajr International 2023, Syabda sukses menembus peringkat terbaiknya selama berkarier di bulu tangkis yakni 88 dunia per 7 Februari 2023 lalu. Pencapaian ini pun terbilang tidak mudah karena pada ranking BWF tahun lalu yakni per 8 Februari 2022, Syabda berada di ranking yang sangat jauh yakni urutan 601 dunia.
Perjuangan berat memang harus dilakukan pemain jebolan PB Djarum itu untuk bisa membuat lonjakan besar selama satu tahun terakhir. Ia rela terbang dari satu negara ke negara lain, mengikuti turnamen kelas hingga paling bawah, demi mendongkrak ranking dunianya yang terperosok.
"Gimana ya, kalau diceritain cukup berat rasanya (selama setahun terakhir)," ucap Syabda kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (10/2/2023).
Bahkan situasi ini sempat membuat Syabda merasa minder. Pasalnya jika dibanding dengan teman seangkatannya saat itu, ia harus terjun ke turnamen level paling bawah yakni Future Series, dengan salah satunya tampil di Lithuania International 2022, yang saat itu berakhir dengan gelar juara.