Rionny membeberkan evaluasi yang harus dilakukan olehnya dan PBSI. Dia menyoroti bahwa adaptasi para pemain dengan kondisi lapangan dan shuttlecock menjadi yang terpenting.
"Evaluasi terpenting saya adalah bagaimana penyesuaian kita dengan kondisi lapangan dan shuttlecock. Ini terjadi di sini dengan kondisi lapangan yang stabil dan laju shuttlecock yang lambat membuat anak-anak memang agak kesulitan," jelasnya.
"Berbeda dengan saat bertanding di Malaysia dan Singapura lalu, dimana anak-anak mampu bermain dengan pola dan teknik terbaik karena shuttlecock-nya kencang," sambungnya.
Walaupun sebenarnya, kondisi seperti itu sudah diantisipasi selama persiapan di Jakarta. Namun Rionny mengatakan situasi tersebut harus lebih disiapkan lagi untuk turnamen-turnamen yang akan mereka mainkan selanjutnya.
"Hal ini sebenarnya sudah kita antisipasi dengan menyiapkan dari Jakarta. Sudah mencoba memakai shuttlecock pertandingan misalnya tapi memang belum cukup. Ke depan harus kita siapkan lebih matang lagi bagaimana medan pertandingan yang akan dihadapi," tutup Rionny. (RNR)
(Andika Pratama)