Rahadewineta, Satu-satunya Wasit Perempuan Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020

Antara, Jurnalis
Jum'at 27 Agustus 2021 14:20 WIB
Rahadewinta menjadi wasit di Paralimpiade Tokyo 2020. (Foto: Antara)
Share :

AJANG Paralimpiade Tokyo 2020 sudah mulai bergulir. Indonesia ternyata tak hanya mengirimkan atlet-atletnya di ajang tersebut, tetapi juga wasit. Ada Rahadewineta yang akan turut memimpin jalannya pertandingan di Paralimpiade Tokyo 2020.

Pada gelaran Paralimpiade Tokyo 2020, Indonesia memiliki lima wasit yang akan bertugas. Salah satunya Rahadewineta yang akan memimpin pertandingan para-taekwondo.

BACA JUGA: Hasil Para-Atletik Paralimpiade Tokyo 2020: Saptoyoga Purnomo Lolos ke Final, Berpotensi Raih Medali

Neta -sapaan akrab Rahadewineta- menjadi satu-satunya wasit perempuan Indonesia yang bertugas di pesta olahraga terbesar di dunia untuk atlet disabilitas tersebut. Selain Neta, Indonesia juga memiliki empat wasit lainnya, yakni Abdul Latif Jaohari, Robbertus Tommy Oscariano, dan Raventus dari cabang para-badminton, serta Edy Suwarto dari cabang anggar/anggar kursi roda.

Bagi Neta, ini bukan pertama kalinya mempimpin ajang besar. Dia telah malang-melintang di dunia perwasitan internasional, termasuk menjadi wasit satu-satunya dari Indonesia yang bertugas di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016.

Banyak cerita di balik kiprah Neta sebagai wasit Internasional. Ibu dua anak ini pun membagikan kisah dan pengalamannya.

Terpilihnya Neta menjadi wasit di Paralimpiade Tokyo tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus dilalui. Bahkan, sebelumnya dia lebih dulu gagal dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo. Ketika itu, dia kurang maksimal saat menjalani management test.

BACA JUGA: Sabet Medali Perak di Paralimpiade Tokyo 2020, Ni Nengah Widiasih Ucap Rasa Syukur

Jadi, setiap gelaran multievent sekelas Olimpiade dan Paralimpiade, kata Neta, ada lima tahapan yang harus dilalui wasit. Tes itu mulai dari tes fisik, tes tulis, scoring test, management test, hingga tahap wawancara.

"Saya ketika itu gagal di management test-nya. Hasilnya kurang maksimal. Selebihnya saya melewati dengan baik," katanya.

Neta menjelaskan lima item tersebut harus dilewati dengan baik. Jika salah satu tidak terpenuhi, mimpi memimpin pertandingan pada ajang besar tersebut langsung pupus.

Pengalaman memimpin pertandingan di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 pun tidak menjadi jaminan. Meski begitu, kegagalan di Olimpiade Tokyo tak membuat istri dari Rizal Samsir itu patah arang. Berbekal lisensi wasit internasional untuk para-taekwondo dan ranking poin mencukupi, dia kemudian ikut kualifikasi Paralimpiade Tokyo.

Proses seleksi dan kualifikasi

Untuk Paralimpiade Tokyo 2020, Neta mengatakan proses seleksi menjadi wasit cabang olahraga para-taekwondo hampir sama dengan di Olimpiade Tokyo atau Rio de Janeiro.

"Setiap Olimpiade dan Paralimpiade ada seleksi masing-masing untuk wasit," ujarnya.

Perempuan kelahiran 23 Mei 1984 itu menjelaskan bahwa seluruh member World Taekwondo International Referee yang memiliki kredit poin mencukupi dipanggil untuk mengikuti seleksi. Tercatat, ada 200 wasit berlisensi para-taekwondo yang mendapat undangan, termasuk Neta.

"Tiga wasit asal Indonesia ikut seleksi. Namun, dua di antaranya tak lolos. Semua proses kualifikasi yang menentukan World Taekwondo," ujarnya.

"Seleksi pertama itu di Moskow pada Mei 2019. Kami menjalani traning camp selama satu pekan di sana," kata perempuan kelahiran Surabaya itu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya