LAS VEGAS - Para petinju dunia bereaksi atas kekalahan Manny Pacquiao dari Yordenis Ugas dalam perebutan sabuk juara kelas welter super WBA. Sekadar informasi, pertarungan akbar itu terjadi di T-Mobile Arena, Las Vegas, Amerika Serikat, Minggu (22/8/2021), siang WIB.
Salah satu petinju, Errol Spence Jr bereaksi dengan sebuah cuitan singkat di akun media sosialnya (@ErrolSpenceJr). Sementara itu, petinju lainnya, Jamel Herring dan Regis Prograis, memuji Pacman -julukan Pacquaio- meski kalah dalam pertarungan tersebut.
“Bagus sekali @YordenisUgas,” kata Spence dikutip dari Metro, Minggu (22/8/2021).
“Manny Pacquiao tidak perlu membuktikan apa-apa. Saya tidak akan mengatakan, “dia berani menjadi hebat”, karena dia sudah hebat sebelum bel pembukaan laga ini,” ujar Herring dalam cuitannya (@JamelHerring).
BACA JUGA: Soal Manny Pacquiao Pensiun, sang Pelatih: Mungkin Terjadi
“Mereka (petinju lainnya) tidak akan pernah menjadi Manny Pacquiao lainnya,” tegas Prograis yang merupakan pemegang gelar kelas welter ringan pada tahun 2019.
Sekadar informasi, Ugas merupakan petarung yang menggantikan Errol Spence Jr karena dia harus menjalani operasi mata usai retinanya robek. Alhasil, persiapan Ugas menghadapi Pacman hanya bertaut 10 hari dari pertarungan.
Sebagaimana diketahui, pertarungan melawan Ugas adalah misi Pacman untuk merebut kembali sabuk juara kelas welter super WBA. Meski begitu, ia justru kalah oleh Ugas.
Dalam pertandingan tersebut, Pacman memang lebih banyak melancarkan serangan dengan total 815 pukulan. Akan tetapi, juri menilai pukulannya tidak mendarat dengan sempurna ke tubuh Ugas sehingga hanya mendapatkan persentase pukulan sukses 17 persen.
Sementara itu, Ugas berhasil mendaratkan 405 pukulan secara total dan mendapatkan persentase kesuksesan 37 persen. Pada akhirnya, Ugas berhasil mempertahankan sabuk juaranya.
Kekalahan ini mungkin akan menandai akhir karier dari petinju Filipina berumur 42 tahun itu. Meski begitu, semua keputusan ada di tangan Pacquiao. Apa pun keputusannya, Pacquiao tetaplah legenda tinju dunia.
(Andika Pratama)