Lantas, poin-poin apa saja yang kini bisa NOC Indonesia berikan kepada NPC Indonesia dalam menghadapi Paralimpiade yang dimulai pada 24 Agustus–5 September? Ferry menjelaskan paling utama adalah menjaga kondisi psikologis Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo.
“Berdasarkan pengalaman, sistem bubble di extraordiary Olimpiade berpotensi membuat tingkat kejenuhan tinggi, mulai dari atlet hingga Tim CdM. Menunggu hasil tes saliva setiap hari itu mendebarkan dan bisa memengaruhi kondisi psikologis. Jadi keberadaan psikolog ini sangat penting,” kata Ferry.
“Selain itu, peran KBRI sangat strategis memberikan dukungan karena terbatasnya ruang lingkup kami untuk menyiapkan kebutuhan makanan dan hal-hal yang membuat nyaman atlet. Itu perlu bantuan dari KBRI. Saya pun percaya bahwa KBRI Tokyo akan membantu kelancaran atlet-atlet Indonesia yang berjuang di Paralimpiade seperti saat Olimpiade,” ujarnya.
Terpisah, Sekjen NPC Indonesia Rima Ferdianto mengatakan sangat terbantu dengan koordinasi serta masukan yang diberikan NOC Indonesia. Terutama atas inisiasi pembentukan WhatsApp Group. Sebab, katanya, dari situ semua kebutuhan yang diperlukan Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo bisa terpenuhi.
“Kami diberi tips berdasarkan pengalaman NOC Indonesia saat menghadapi Olimpiade. Itu sangat berguna bagi kami. Selain itu, NOC Indonesia juga menjembatani kami dengan KBRI yang sangat membantu perihal transportasi, makanan, obat-obatan dan lain-lain,” kata Rima yang sudah berada di Tokyo sejak 17 Agustus lalu.
Perihal psikolog, diakui Rima menjadi poin yang diperhatikan NPC Indonesia. Pihaknya menyediakan psikolog yang dapat terhubung 24 jam secara daring (online) saat atlet-atlet atau pelatih memerlukan bantuan.
“Tips Pak Ferry kami lakukan, mulai dari Fisioterapi yang kami masukkan di Desa Atlet guna memaksimalkan recovery atlet. Serta psikolog untuk atlet yang butuh motivasi. Tentu kerja sama ini kami harapkan bisa terus berlanjut, apalagi Pak Okto (Raja Sapta Oktohari, Ketua NOC Indonesia) juga pernah menjadi Ketua INAPCOG sehingga beliau tahu pasti kebutuhan-kebutuhan atlet difabel,” tambah Rima.
Kontingen Indonesia diharapkan membawa hasil terbaik dari Paralimpiade Tokyo 2020. Dukungan dan doa rakyat Indonesia selalu menyertai Kontingen Indonesia yang berjuang mengharumkan nama negara di Paralimpiade Tokyo 2020.
(Djanti Virantika)