TOKYO – Asosiasi atlet eksklusif dari Jerman, Athleten Deutschland, menilai penyelengara Olimpiade Tokyo 2020 tidak memperlakukan atlet yang melakukan karantinan dengan baik. Menurut mereka, para atlet ditempatkan dalam ruangan yang dianggap seperti penjara.
Sesuai aturan para atlet yang tiba di Jepang, diharuskan untuk menjalani tes Covid-19 terlebih dahulu. Jika hasilnya positif, mereka harus langsung menjalani karantina mandiri yang disediakan oleh pihak penyelenggara, yakni Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Perwakilan untuk kebijakan olahraga Internasional di Athleten Deutschland, Maximilian Klein, memberikan komentar soal keburukan tempat karantina untuk para atlet. Dia memberikan contoh perlakuan tak mengenakan yang didapat atlet papan luncur asal Belanda, Candy Jacobs.
Baca juga: Anthony Ginting: Lolos ke Semifinal Sangat Berarti bagi Saya
Jacobs menempati ruangan karantina sangat tidak layak. Dia mengukgapkannya melalui akun Instagram miliknya. Namun, Jacobs telah dinyatakan negatif per hari ini, Sabtu (31/7/2021), dan panitia memberi izin untuk pulang kepadanya.
Baca juga: Tembus Final, Greysia/Apriyani Kini Berburu Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020
Hanya saja, saat menjalani karantina, udara di dalam ruangan yang ditempatinya tidak bersih, ditambah asupan pangan yang tidak memadai untuk kesehatan dan keseimbangan para atlet. Para atlet harus mencuci pakaian berkeringatnya di wastafel yang juga sering tidak mengering.
Wakil dari Asosiasi Atlet Jerman, Maximilian Klein, menyampaikan komentar soal para atlet diharuskan karantina yang menghabiskan waktu seperti dalam penjara tidak layak. Ia juga menyindir para anggota IOC yang mendapatkan ruang karantina di hotel mewah dan mahal.
"Tampak aneh bahwa atlet yang dites positif harus menghabiskan karantina mereka dalam kondisi seperti penjara, sementara anggota IOC tinggal di hotel mewah yang mahal dan diberikan tunjangan harian yang tinggi,” kata Klein, mengutip dari Inside The Games, Sabtu (31/7/2021).