Valentino Rossi Ungkap Era Paling Disukainya Selama Berkarier di MotoGP

LE MANS – Valentino Rossi telah mengukir karier yang begitu panjang di pentas balap motor grand prix. Banyak momen yang telah dilewatinya selama ini, tetapi ada satu era yang ternyata menjadi paling disukai oleh Rossi.

The Doctor –julukan Rossi– mengaku sangat menyukai kariernya kala menyentuh era awal 2000-an. Sebab kala itu, Rossi berhasil tampil begitu kompetitif hingga meraih banyak kemenangan.

Di pentas MotoGP, masa kejayaan Rossi memang terlihat sejak 2002. Kala itu, kemenangan dapat terus diraihnya hingga membawanya keluar sebagai juara. Hingga 2005, ia total meraih empat gelar juara secara beruntun.

BACA JUGA: Meregalli: Valentino Rossi dan Vinales Termotivasi Raih Hasil Apik di Le Mans

Dalam satu musim, Rossi bahkan bisa mengantongi hingga 11 kemenangan dari 16 seri yang digelar kala itu. Kondisi ini tentu saja berbanding terbalik dengan performa Rossi di beberapa musim terakhir.

Juara dunia sembilan kali itu terus kesulitan bersaing untuk meraih kemenangan. Alhasil, Rossi terakhir kali menaiki podium pertama terjadi pada 2017 dalam balapan seri Belanda. Hingga saat ini, ia belum berhasil menghentikan puasa kemenangannya.

Mendapati kondisi ini, Rossi pun tak menampik bahwa persaingan di MotoGP kini memang sudah semakin sulit dan ketat. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah penyamarataan beberapa hal dalam motor para pembalap.

"Ini sangat sulit, dan itu salah satu perbedaan terbesar dari sepuluh atau 15 tahun lalu. Tapi begitulah adanya, jika Anda ingin berada di sana, Anda harus bekerja pada setiap detail dan Anda tidak bisa lambat bahkan dalam satu tikungan," ujar Rossi, sebagaimana dikutip dari Tuttomotoriweb, Kamis (8/10/2020).

“Ada begitu banyak nostalgia yang berpikir lebih baik di masa lalu dengan motor 2-Tak pada 80-an. Tapi menurut saya, sekarang kita memiliki motor terindah sepanjang masa dan yang terbaik dalam pengendalian. Saya lebih suka awal 2000-an karena saya banyak menang,” lanjutnya.

"Kami perlu memahami mengapa kami semua begitu dekat. Ada faktor teknis pada motornya, karena kita semua punya ECU dan ban yang sama. Di masa lalu, pembalap pabrikan dan lima teratas bisa mendapat sesuatu yang lebih. Tapi, mungkin itu juga profesionalisme terbaik, sebab pembalap harus mempersiapkan semua dengan baik," tutur Rossi.

(Ramdani Bur)