RAVENNA – Mantan pembalap MotoGP, Marco Melandri, mengaku memahami betul keputusan Jorge Lorenzo untuk pensiun. Sebab, ia merasa berada di situasi yang sama dengan Por Fuera –julukan Lorenzo– dalam menjalani karier sebagai pembalap di dunia balap motor.
Sama seperti Lorenzo, Melandri juga telah memutuskan untuk pensiun dari dunia balap motor, tepatnya dari ajang Superbike. Gelaran Superbike 2019 dipastikan menjadi kompetisi terakhirnya di motorsport. Keputusan ini tentu saja tak mudah untuk diambil Melandri karena dirinya merupakan salah satu rider tersukses dari Italia.
BACA JUGA: Lorenzo Bicara Peluang Juara Marquez Musim Depan
Dia telah menyambet berbagai gelar juara selama menjadi karier membalapnya. Salah satunya juara dunia kelas 250 cc pada 2002. Sebelum terjun ke Superbike pada 2011, Melandri juga tampil apik di pentas MotoGP dengan meraih status runner-up pada 2005. Di Superbike, Melandri juga bisa tampil tangguh hingga langsung meraih gelar runner-up pada musim debutnya.
Tetapi, Melandri akhirnya harus mengakhiri perjalanan karier gemilangnya tersebut lantaran menyadari performanya yang sudah terlihat mengalami penurunan. Menurutnya, alasan ini pula yang melatarbelakangi keputusan Lorenzo untuk pensiun dari MotoGP.
Di gelaran MotoGP 2019, Lorenzo memang tampak begitu mengalami kesulitan untuk bisa tampil apik. Kesulitan beradaptasi dengan motor Honda hingga kondisi fisiknya yang kurang prima menjadi penyebab terus menurunnya performa peraih tiga gelar juara MotoGP tersebut. Karena itu, Melandri pun turut memberi dukungan kepada Lorenzo yang akhirnya memutuskan untuk pensiun.
“Saya rasa saya tahu persis apa yang dia (Lorenzo) alami. Saya pikir kami berdua berpikir memiliki beberapa tahun yang baik, tetapi jika merasa bahwa Anda tidak lagi memiliki kepercayaan yang tepat pada motor, itu sebuah masalah,” ujar Melandri, sebagaimana dikutip dari Speedweek, Minggu (22/12/2019).
“Garis yang sangat halus menentukan apakah Anda mengemudi cepat atau lambat. Jika muncul kurangnya kepercayaan, Anda akan masuk ke pusaran kesulitan. Dari situ, Anda pun akan sulit untuk membebaskan diri sendiri. Anda harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang datang dengan berhenti dan bersikap terbuka terhadap tantangan baru. Saya tidak berpikir kami harus takut untuk berhenti dan mengerti apa yang dunia tawarkan kepada kami,” tukasnya.
(Ramdani Bur)