“Sejak awal musim kedua pembalap sulit menerimanya ketika kami mencoba memakai strategi itu. Kami selalu katakan prioritas utama adalah tim dan poin tim. Jadi, di setiap balapan kami membahasnya dengan kedua pembalap dan itu yang saya tekankan sebelum balapan,” ucap Mattia Binotto, melansir dari Crash, Selasa (3/9/2019).
“Bukan sebuah permintaan yang mudah. Kami harus mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat. Simpelnya, kami harus mengambil reaksi yang tepat terhadap langkah Mercedes,” imbuh pria berusia 49 tahun tersebut.
Tim asal Maranello akhirnya memetik buah dari kejelian membaca situasi di balapan. Charles Leclerc keluar sebagai pemenang, sekaligus menghapus dahaga kemenangan Scuderia Ferrari yang terakhir kali menjadi yang tercepat di F1 GP Amerika Serikat (AS) 2018 lewat Kimi Raikkonen.
(Fetra Hariandja)